2 Ulasan Penting yang [Kadang] Terlewatkan dalam Sejarah Islam

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Mei 2021 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak dini, orang-orang menyukai sejarah dan melahapnya sampai merasa cukup tahu tentang topik sejarah tertentu dari sumber-sumber yang terbatas. Begitu juga dengan umat Muslim yang sudah sewajarnya mengenyam informasi ihwal sejarah Islam.
ADVERTISEMENT
Masalah muncul kemudian, dengan topik sejarah berulang kali muncul di buku-buku sejarah. Pembahasan jadi meruncing pada seputar hal yang itu-itu saja, tanpa meluas ke pembahasan lain yang jarang diketahui.
Alhasil, banyak ditemukan orang dan peristiwa menarik yang tidak pernah mendapat tingkat ketertarikan yang sama dengan topik lain, tidak seperti ingar bingar ulasan Perang Salib, ekspansi Turki Ottoman, dan pembahasan berulang lainnya. Berikut ialah contohnya, dua ulasan yang [kadang] terlewatkan dalam sejarah Islam.
Hagia Sophia bangunan terpenting dua agama
Hagia Sophoa di Istanbul, Turki. | Wikimedia Commons/Arild Vagen (CC)
Pada awal abad keenam, Kaisar Justinian [Justinian I, alias Justinian Agung] memerintahkan pembangunan Hagia Sophia baru untuk dibangun di atas reruntuhan struktur yang lebih tua dan lebih kecil. Apa yang dibangun di tanah Konstantinopel adalah kubah kuno terbesar yang pernah dibangun.
ADVERTISEMENT
Selama hampir 1.000 tahun, Hagia Sophia jadi gereja terbesar di dunia. Gereja ini juga merupakan puncak dari arsitektur kuno akhir dan merupakan tanda bahwa Kekaisaran Bizantium awal sama persis dengan Kerajaan Romawi Barat.
Pada tahun 1054, di Hagia Sophia, para utusan kepausan mengucilkan seluruh Gereja Ortodoks Timur, yang mengakibatkan "Skisma Besar" — perpecahan dari dua kelompok gereja terbesar, yang berlanjut hingga hari ini.
Kemudian, pada tahun 1453, Konstantinopel dikalahkan oleh Sultan Ottoman Mehmet II; dan gereja besar ini diubah menjadi masjid besar.
Memang, untuk mata awam pada zaman modern, Hagia Sophia terlihat seperti masjid lain pada umumnya. Padahal, sebelum 1453 kebanyakan masjid kuno ditandakan dengan memiliki halaman terbuka, bukan kubah.
ADVERTISEMENT
Tetapi setelah penaklukan Konstantinopel, bangunan yang indah ini sangat mempengaruhi arsitektur di seluruh dunia Islam, sehingga masjid lain pun dibuat berkubah agar terlihat seperti gereja kuno itu.
Bangunan yang mengesankan ini telah menjadi rumah bagi dua agama besar dan telah memengaruhi arsitektur di banyak negara. Hagia Sophia adalah bangunan terpenting dalam sejarah. Sebuah fondasi dari arsitektur Islam modern.
Pecundang terbesar dalam sejarah adalah Ala ad-Din Muhammed II
Peta wilayah Kerajaan Khwarazmian | Wikimedia Commons/Arab League (CC)
Pada awal abad ke-13, Kerajaan Khwarazmian tersebar di sebagian besar Asia Tengah. Sebagian Georgia, sebagian besar Iran, Kazakhstan, dan Uzbekistan, semuanya termasuk dalam Dinasti Islam yang luas dan kuat ini, yang pada saat itu merupakan kekaisaran Muslim terbesar di dunia.
Luasnya itu kira-kira berukuran sama dengan Eropa Barat. Penguasanya adalah Ala ad-Din yang sangat kuat dan sangat dimanjakan. Para pengikutnya yang mayoritas penjilat menggambarkannya sebagai Alexander Agung yang baru, dan dia memercayai hal itu.
ADVERTISEMENT
Di samping sifat lemahnya, awal kisah menyebalkan Ala ad-Din bermula dari tetangganya, Genghis Khan, yang tidak terlalu santun. Genghis memiliki aturan sederhana: jika musuh menyerah tanpa syarat, ia bisa mengharapkan belas kasihan selama ia melakukan apa yang diperintahkan. Perlawanan apa pun akan menghasilkan perang total, dengan pembunuhan, penjarahan, dan kehancuran dalam skala yang tak terbayangkan.
Ala ad-Din mengabaikan tetangganya yang suka berperang dan terus menikmati kesenangan istananya. Tetapi kemudian Ala ad-Din membunuh utusan Mongol yang dikirim oleh Genghis Khan sebagai tindakan pembangkangan.
Pada 1219, Genghis Khan mengirim pasukan berjumlah 100.000 dan turun ke Kerajaan Khwarazmian seperti anjing pemburu. Ketika kota Urgench memiliki keberanian untuk bertahan melawan bangsa Mongol, mereka akhirnya dihukum dengan salah satu pembantaian terburuk dalam sejarah manusia.
ADVERTISEMENT
Dan semua itu karena pemimpin mereka mengira dialah pria yang lebih hebat dari Genghis Khan. Sementara Al ad-Din melarikan diri dan mengungsi melalui Khorasan.
Satu demi satu, kota-kota kekaisaran jatuh ke tangan bangsa Mongol. Ala ad-Din menyadari bahwa dia bukan Alexander Agung, dan menghabiskan beberapa bulan terakhir hidupnya dikejar-kejar ke seluruh Asia. Mereka tidak pernah benar-benar menangkapnya, tetapi shah yang dahulu sempat hebat itu mati sebagai seorang pria yang hancur di sebuah pulau di Laut Kaspia. Harta miliknya yang tersisa hanyalah jubahnya, yang dimakamkan oleh segelintir pengikutnya. [*]