news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aerotrain, Proyek Kereta Super Cepat Prancis yang Berakhir Tragis

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2020 22:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pada era 1960 hingga 1970-an, Prancis pernah berusaha melakukan gebrakan besar di bidang transportasi. Para insinyur Prancis mengembangkan sebuah kereta dengan kecepatan super tinggi. Sayang, proyek besar itu akhirnya berakhir dengan tidak sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, seorang insinyur Prancis bernama Jean Bertin mengajukan sebuah rancangan sistem kereta tanpa roda yang bergulir di atas rel seperti kereta lain pada umumnya. Ide yang mendasari rancangan Bertin didapat setelah rekannya yang bekerja di bidang dirgantara, Louis Duthion, menemukan bahwa saat pesawat terbang berada terlalu dekat dengan tanah, udara di bawahnya akan dikompresi sehingga menghasilkan daya angkat dan penurunan hambatan aerodinamis.
Bertin menyadari, jika udara yang terkompresi ditampung, maka bantalan udara akan terbentuk sehingga memungkinkan pesawat untuk meluncur dengan hambatan dan daya minimum. Pada awal 1960-an, ia menerapkan temuannya ke dalam rancangan kereta yang berjalan di atas rel beton dengan bantalan udara. Kereta tersebut dinamakan Aerotrain.
Lintasan Aerotrain yang terbengkalai kini | Wikimedia Commons
Awalnya, Bertin membuat model kereta Aerotrain dan mengujinya di jalanan Kota Paris. Uji coba itu membuat Bertin mendapatkan sokongan dari sejumlah sponsor hingga sebuah Aerotrain dalam ukuran penuh pun berhasil diciptakan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1966, dibangun pula jalur uji coba sepanjang 6,7 kilometer di Essonne. Bertin meluncurkan dua prototipe berupa kereta dengan baling-baling yang tampak seperti pesawat tanpa sayap. Hasilnya, Aerotrain mampu mencapai kecepatan hingga 422 kilometer per jam.
Menyusul kesuksesan uji coba dua prototipe buatannya, Bertin mampu meyakinkan Pemerintah Prancis untuk membangun satu lagi jalur pengujian lain yang terletak di luar Kota Orleans. Jalur ini membentang sepanjang 18 kilometer. Jika pengujian sukses lagi, diharapkan jalurnya bisa diperpanjang hingga Paris.
Pada 1974, model Aerotrain terbaru Bertin lagi-lagi sukses uji coba. Kecepatannyayang mencapai 430 kilometer per jam bahkan memecahkan rekor kecepatan rel. Selanjutnya, Bertin bernegosiasi dengan Pemerintah Prancis untuk mulai membangun jaringan jalur Aerotrain di seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, proyek Aerotrain yang sebetulnya cukup sukses dalam uji coba ini justru menemui akhir yang tidak diharapkan. Pemerintah Prancis tidak yakin dengan proyek ini dan ada kekhawatiran jaringan kereta api milik negara nantinya akan rusak. Pada 1974, pemerintah pun menarik dukungan keuangan untuk Aerotrain yang sekaligus mengakhiri proyek tersebut.
Referensi: