Asal Kelam Nasi di Selatan Amerika Serikat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 April 2021 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi padi sebagai sumber nasi | Gambar oleh Sandy Manoa dari Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi padi sebagai sumber nasi | Gambar oleh Sandy Manoa dari Unsplash
ADVERTISEMENT
Perjalanan nasi ke Amerika Serikat adalah kehidupan orang Afrika yang tenaga dan pengetahuannya dikuras, sementara rahim mereka jadi benih kekayaan para tuan pemilik budak.
ADVERTISEMENT
***
Antara tahun 1750 dan 1775, lebih dari 50.000 orang Afrika yang diperbudak diculik dari Rice Coast (Pesisir Beras), wilayah penghasil beras tradisional antara Guinea, Guinea-Bissau, serta barat Pantai Gading. Karena beras bukan asli Amerika dan pemilik perkebunan tidak memiliki pengetahuan tentang cara menanamnya, orang Afrika yang diperbudak ini dibawa untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya.
Di Amerika Serikat (AS) bagian selatan, sebelum perang pada abad ke-18, kapas adalah raja komoditas dan beras adalah ratu. Dan sang ratu membawa kekuatan ekonomi yang tak tertandingi, mengubah Charleston (di South Carolina) dan Savannah (di Georgia) menjadi pelabuhan kosmopolitan yang berkembang pesat.
Para wanita yang membawa pengetahuan soal beras, ibarat kargo yang sangat berharga. Di kepala mereka tersimpan lebih dari empat ribu tahun pengalaman, dari hari-hari beras dikumpulkan secara liar hingga didomestikasi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Dan di dalam rahim mereka tersimpan potensi kekayaan bagi para tuan, benih perbudakan yang akan dijaga selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Sudah tentu, semua itu dilakukan dengan mengorbankan martabat manusia dan "eksperimen demokratis" AS. Ironisnya, keturunan para perempuan itu yang akan turut meletakkan dasar-dasar ekonomi.
Iklan lelang budak Afrika di Charleston, South Carolina, pada tahun 1769 | Wikimedia Commons
Perbedaan antara beras rumah di Afrika Barat dan beras di selatan Amerika lebih dari sekadar kebebasan versus perbudakan. Ada bahaya baru, mulai dari patogen dan parasit, hingga pola kerja.
Orang kulit hitam mulai bekerja sejak matahari terbit hingga terbenam. Menerima penambahan jam kerja yang melebihi 12 jam per hari. Di sekitar jam kerja yang tidak masuk akal itu ada ancaman hukuman, penyiksaan, penjualan manusia, dan pemisahan dari orang yang dicintai.
Di dapur masyarakat AS bagian selatan, orang Afrika memperkenalkan preferensi nasi terbaik versi mereka, bahwa setelah dikukus, setiap butir nasi harus terpisah dari yang lain, tidak saling menempel, lalu dimasak. Jenis nasi yang dimasak sampai lengket hanya digunakan untuk membuat gorengan, seperti calas, yang dijual panas dan segar di jalanan New Orleans, atau untuk membuat puding, sejumlah roti, dan manisan.
ADVERTISEMENT
Tidak peduli betapa gurihnya nasi di selatan Amerika, yang hampir selalu dipasangkan dengan Afri-Creole, yaitu semur yang terdiri dari tomat, bawang, cabai, ditemani seafood atau ayam. Rasa-rasanya menjadi kurang nikmat, bila harus memakan nasi di AS, sambil membayangkan sejarahnya yang kelam seperti itu. [*]