Babun Pintar Pengatur Wesel Kereta Api

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
31 Maret 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Jack dan James Edwin Wise | commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Jack dan James Edwin Wise | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pada akhir abad ke-19 di Afrika Selatan, terdapat seekor babun yang benar-benar berbeda dengan babun lainnya. Binatang primata tersebut begitu terlatih untuk mengatur wesel kereta api (rel bercabang untuk memindahkan arah).
ADVERTISEMENT
Babun pengatur sinyal rel tersebut ada di Stasiun Uitenhage yang terletak di dekat Port Elizabeth, Afrika Selatan. Namanya adalah Jack dan ia diperkerjakan oleh perusahaan kereta api Cape Government Railways.
Kisahnya bermula saat seorang petugas keamanan Cape Government Railways bernama James Edwin Wise. Oleh rekan-rekan kerjanya, ia biasa dipanggil Jumper karena punya kebiasaan berlompatan di atas kereta yang sedang berjalan.
Sial tak dapat dihindar, James lalu mengalami kecelakaan karena kebiasannya itu. Ia terjatuh saat melompat di kereta hingga kedua kakinya tergilas roda kereta dan harus diamputasi. Setelahnya, ia menggunakan kaki palsu dan ditugaskan oleh perusahaan sebagai pengatur wesel di Stasiun Uitenhage.
Namun ... pada suatu hari, James melihat seekor babun sedang memandu sapi yang menarik gerobak. Terkesan dengan kepintaran babun tersebut, Ia memutuskan mengambilnya, menamainya Jack, dan menjadikannya asisten pribadi.
ADVERTISEMENT
Sebagai asisten pribadi James, Jack mampu melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga. Setelahnya, Jack dibawa ke tepat kerja James dan diajari cara membuka kunci gudang dan menekan tuas sinyal rel kereta.
Kepintaran Jack memang terbukti. Saat kereta tiba di Stadiun Uitenhage, manisis biasanya akan meniup peluit beberapa kali sebagai petunjuk ke jalur mana wesel rel harus diarahkan oleh petugas. Jack ternyata bisa mengenali petunjuk tersebut dan mengarahkan wesel ke jalur yang tepat.
Setelah beberapa lama bekerja, Jack dites oleh perusahaan dan hasilnya ternyata memuaskan. Hasilnya, babun itu direkrut sebagai karyawan secara resmi dengan gaji 20 sen perhari dan setengah botol bir setiap pekannya. Jack bekerja selama sembilan tahun hingga akhirnya mati pada 1890 karena penyakit tuberkulosis.
ADVERTISEMENT
Sumber: historydaily.org | amusingplanet.com