Bahasa Rahasia para Perajin Emas Yahudi di Kairo

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
6 Juli 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Seorang perajin emas di Kairo, Mesir | Flikcr/Mark Fischer
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Seorang perajin emas di Kairo, Mesir | Flikcr/Mark Fischer
ADVERTISEMENT
Setelah negara Israel terbentuk pada tahun 1948, dan munculnya kebangkitan pan-nasionalisme Arab di Mesir pada tahun 1954, populasi Yahudi di Mesir mulai menurun dengan cepat. Karena ketegangan politik yang terjadi waktu itu, sebagian besar komunitas Yahudi yang berprofesi sebagai perajin emas di Kairo dan Alexandria, melarikan diri atau menghadapi penangkapan dan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Walhasil, demi menjaga komunikasi dalam kerahasiaan, kode bahasa pun diciptakan oleh para perajin, yang merupakan frasa baru dari campuran bahasa Ibrani dan Arab.
“Dalam kasus pedagang Yahudi, penggunaan bahasa rahasia, yaitu Ibrani, yang tidak diketahui oleh kelompok mayoritas, akan membuatnya lebih mudah untuk mengembangkan kode umum. Bahasa seperti itu juga dapat membantu menumbuhkan identitas kelompok,” ungkap cendekiawan Esther-Miriam Wagner, yang mencatat bahwa fenomena linguistik dalam komunitas ini sudah tersebar luas.
Dalam bukunya yang berjudul Merchants of Innovation, Wagner mengatakan bahwa beberapa perajin emas Yahudi mengembangkan bahasa mereka sendiri untuk mengetahui interaksi yang mereka lakukan, apakah dengan mayoritas atau dengan komunitas mereka sendiri.
Salah satu orang yang juga menyadari eksistensi bahasa rahasia itu adalah seorang profesor dari Universitas Ibrani Yerusalem, Gabriel Rosenbaum, yang pada suatu hari sedang berjalan-jalan di Kairo. Ia mendengar banyak kata-kata yang akrab bagi telinganya namun tak lazim bagi khalayak, seperti zahub (yang diambil dari kata Ibrani zahav dan kata Arab dhahab) yang berarti emas. Frasa lain, seperti enaymak, yang merupakan kombinasi dari kata Ibrani enayim dan kata ganti posesif sufiks Arab -ak untuk orang kedua, yang berarti hati-hati.
Foto dari Pixabay
Sampai tahun 1967, sebetulnya masih ada beberapa perajin emas Yahudi yang tinggal di Kairo dan sekitarnya. Namun Mesir saat itu telah menjadi tempat yang tidak ramah bagi mereka. Sisa-sisa komunitas Yahudi terus mengalami pengusiran hingga tidak ada lagi toko emas orang Yahudi yang beroperasi pada tahun 1970.
ADVERTISEMENT
Saat ini pun hanya ada kurang dari 10 orang Yahudi dari komunitas perajin di tahun 1950-an. Mereka bertahan di Mesir dengan memanfaatkan komunikasi rahasia itu untuk sesama perajin emas.
Referensi: