Bibliotheque Bleue, antara Pembajakan dan Penyelamat Sastra Prancis

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
11 Desember 2018 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org
Pada abad ke-17 di Prancis, lektur sastra berkualitas kerap dicetak terbatas dan bersifat eksklusif. Harganya pun cukup mahal, sebab pada masa itu percetakan masih belum seefektif zaman sekarang. Membuat karya semacam ini hanya dimiliki oleh kalangan tertentu dan penyebarannya relatif lambat.
ADVERTISEMENT
Tetapi Jean dan Nicolas Oudot bersaudara tampil sebagai inovator di masa itu. Pada 1602, dengan menggunakan kertas daur ulang (dari bekas buku-buku yang telah diterbitkan sebelumnya), mereka menerbitkan kumpulan buku sastra berkualitas rendah dalam ukuran lebih kecil.
Dua bersaudara dari Kota Troyes itu menyebutnya bibliotheque bleue (perpustakaan biru), merupakan buku-buku yang dicetak ulang dengan sampul kasar bercorak biru. Meskipun produk Jean dan Nicolas jauh dari kesempurnaan --dikotori dengan kesalahan pengetikan atau margin yang tak selaras-- namun dampaknya sangat luar biasa.
Berkat bibliotheque bleue, karya-karya sastra yang sebelumnya cenderung berputar di rak-rak buku kalangan menengah-atas 'diturunkan' menjadi lebih populer. Karena terbuat dari bahan yang murah sehingga harga jualnya pun lebih terjangkau oleh khalayak luas, bahkan memungkinkan akses bagi orang-orang kelas bawah.
ADVERTISEMENT
Meskipun Oudot bersaudara awalnya hanya berfokus mencetak ulang sastra klasik atau mempromosikan penulis lokal dan sebatas dijual di Kota Troyes, tetapi format buku biru mereka terlanjur terkenal dan menyebar luas ke kota-kota lainnya di Prancis. Bahkan pada masa-masa keemasannya, bibliotheque bleue juga menyajikan lektur musik, teater, agama, astrologi, almanak, sampai buku memasak.
Bisnis keluarga itu berjalan sukses selama beberapa dekade, diwariskan kepada anak-anak mereka, sampai akhirnya undang-undang hak cipta dan pembatasan cetak ulang memaksa mereka untuk gulung tikar.
Sumber: atlasobscura.com