Bisnis Replika Makanan yang Lezat dan Menguntungkan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
3 Maret 2018 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: timeout.com
Mereka menyebutnya shokuhin sanpuru (food sample), yang sekilas pandang cuma mainan untuk bocah perempuan. Kenyataannya bisnis ini cukup menjanjikan, menurut The Guardian, Sabtu (3/3/2018), estimasi nilai bisnisnya mencapai 90 juta dolar AS (lebih dari Rp 1,2 triliun).
ADVERTISEMENT
Dikatakan bahwa pencetus replika makanan ini ialah Takizo Iwasaki pada tahun 1920-an. Tiruan omelette-nya muncul di sebuah departerment store Kota Osaka pada tahun 1932. Setelah itu, industri replika makanannya berkembang luas.
"Makan di luar (rumah) bisa menjadi tantangan bagi beberapa orang kala itu, jadi pemilik restoran menaruh contoh makanan (biasanya di dekat jendela) untuk menarik pelanggan," Katsuji Kaneyama, presiden perusahaan Sanpuru Kobo, salah satu produsen replika makanan di Gujo Hachiman.
Para pengrajin menggunakan lilin untuk mendesain karyanya, terkadang juga memakai bahan PVC agar lebih tahan lama. Teknik pembuatanan replika makanan di Gujo Hachiman terkenal realis dan sangat memperhatikan detail, oleh sebabnya sentuhan tangan seniman lebih dipilih ketimbang mesin cetak 3D.
ADVERTISEMENT
Replika makanan sangat berguna bagi banyak restoran, karena mereka bisa memajang menu display lebih nyata tanpa khawatir jadi basi.
Makanan Jepang (Foto: Pixabay)