Cascata delle Marmore, Pesona Air Terjun Buatan Manusia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
8 Januari 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto: commons.wikimedia.org
Sejarah Cascata delle Marmore dimulai sejak tahun 271 Sebelum Masehi (SM) ketika terlalu banyak air menggenang di dataran Reiti, Italia. Tanpa aliran yang mampu mengeluarkannya dari rawa, air yang berasal dari Sungai Velino ini menyebabkan lingkungan tak sehat dan menjadi biang atas berbagai penyakit yang mengganggu kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Sebagai konsul Romawi, Manius Curius Dentatus lantas memerintahkan pembuatan kanal yang disebut Curiano Trench untuk mengeringkan rawa dan mengarahkan kelebihan air menuju area tebing di Marmore. Dari sana, air jatuh ke sungai Nera namun solusi ini tidak berjalan seperti yang diharapkan karena Kota Reiti masih mewadahi kelebihan air.
Kondisinya kian memburuk seiring waktu, dengan kanal buatan tersebut turut banjir; kelebihan air dari Sungai Velino malah melimpah ke Kota Terni. Masalah ini tak sempat teratasi bahkan sampai Kekaisaran Romawi jatuh dan proyek dari Dentatus itu mulai dilupakan selama berabad-abad.
Barulah pada abad ke-15 Masehi, Paus Gregorius XII memerintahkan pembangunan kanal baru dan memulihkan saluran menuju Tebing Marmore. Perbaikan selanjutnya dilakukan saat era Paulus III pada pertengahan abad ke-16, dengan memasang katup pengatur aliran. Kemudian, penyesuaian akhirnya dilaksanakan oleh seorang arsitek bernama Andrea Vici atas instruksi Paus Pius VI pada akhir abad ke-18.
ADVERTISEMENT
Keindahan yang dapat disaksikan saat ini merupakan solusi Vici dan dia pula yang menuntaskan sebagian besar masalah kelebihan air di Kota Reiti. Secara kontruksi, Cascata delle Marmore dirancang dengan tiga bagian berundak dan memiliki total ketinggian 165 meter. Ini merupakan air terjun tertinggi buatan manusia yang ramah menyatu dengan alam.
Sumber: unesco.org | atlasobscura.com