Cassina, Teh Berkafein Asli Amerika Utara yang Terlupakan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Juli 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Ilex Vomitoria atau tanaman yaupon | Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ilex Vomitoria atau tanaman yaupon | Pixabay
ADVERTISEMENT
Sekitar 85% orang Amerika Serikat sangat menyukai minuman berkafein. Mereka sering menikmati kopi atau teh ketika matahari mulai menampakkan diri atau saat senja hari sudah tiba. Namun, tidak semua bahan utamanya berasal dari AS, masih sangat sedikit yang tahu bahwa ada minuman berkafein yang benar-benar asli berasal dari sana, salah satunya yaitu cassina.
ADVERTISEMENT
Cassina adalah sebuah minuman berkafein yang sangat digemari oleh orang-orang asli Amerika Utara. Minuman ini dibuat dari sebuah tanaman yang disebut yaupon. Cassina juga sering disebut teh hitam, karena memiliki warna yang sedikit hitam dibandingkan dengan teh pada umumnya.
Tanaman yaupon yang masih berkerabat dengan tanaman yerba mate dan guayusa, memiliki bentuk pohon seperti cemara kecil dan tumbuh di sepanjang wilayah pesisir Amerika Serikat bagian Selatan dan Timur. Bentuknya tidak selalu seperti pohon cemara, ada juga yang berbentuk seperti semak-semak.
Pada masa lalu, banyak suku asli Amerika yang percaya bahwa tanaman ini dapat mengembalikan energi, menyembuhkan berbagai penyakit, dan juga digunakan untuk berbagai keperluan upacara adat atau ritual. Mereka pun mencoba mengolahnya dan kemudian terciptalah sebuah minuman yang bernama cassina. Kabarnya, minuman ini memiliki rasa yang enak dan menjadi salah satu minuman yang dikonsumsi di sepanjang hari.
Foto: Ritual Black Drink yang mengonsumsi cassina | Wikimedia Commons
Ketika orang Eropa tiba di daratan Amerika, penduduk asli di sana berbagi pengetahuan mereka tentang tanaman tersebut. Kepopuleran yaupon pun langsung meningkat di kalangan orang-orang Eropa, bahkan sampai diekspor ke beberapa negara di Eropa, seperti Spanyol, Inggris, dan Prancis. Dari sana, yaupon ditransformasikan menjadi cokelat dan kopi.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, meski populer, produk olahan yang terbuat dari yaupon hanya bertahan hingga pada zaman kolonial. Selanjutnya, pada akhir abad ke-18, produksi yaupon pun menurun sampai tidak ada satu orang lagi yang mengonsumsinya pada waktu itu. Alasan mengapa yaupon tiba-tiba menghilang dan dilupakan, masih tidak jelas. Bahkan, para sejarawan juga tidak yakin dengan hal tersebut.
Namun, satu teori konspirasi muncul yang kemudian menjelaskan alasan dibalik menghilangnya produksi yaupon pada waktu itu. Seorang ahli botani kerajaan dari Inggris yang bernama William Aiton, sengaja untuk mengubah nama yaupon menjadi Ilex Vomitoria sebagai nama ilmiahnya, dan mengidentifikasikannya sebagai tanaman baru. Hal tersebut diduga karena Aiton bekerja pada perusahaan multinasional dunia, demi mendapatkan dan menguasai perdagangan teh di dunia yang dibuat dari yaupon.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, saat ini yaupon masih dapat kamu temukan dengan mudah di Amerika Serikat dan Eropa. Kamu bahkan dapat membelinya dalam sebuah kemasan, menyeduhnya menjadi teh cassina, dan menikmatinya di rumah.