Gaval Dash, Batu Musikal yang Mirip Suara Rebana

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 Mei 2020 6:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Flickr/Rita Willaert
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Flickr/Rita Willaert
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Gobustan, Azerbaijan, amat dikenal karena memiliki lebih dari empat ratus gunung berapi lumpur, yang jumlahnya merupakan setengah dari semua gunung berapi lumpur di dunia. Selain itu, juga ada formasi bebatuan yang aneh, ventilasi gas yang terbakar, petroglif prasejarah, dan tentu saja batu-batu berukuran besar yang tersohor dengan sebutan Gaval Dash.
ADVERTISEMENT
Satu dari empat batu musikal alami itu berdiri di pintu masuk taman. Ketika Gaval Dash dipukul dengan batu-batu kecil, ia menghasilkan suara aneh yang sama sekali berbeda dengan bunyi tumbukan antara bebatuan pada umumnya. Banyak yang mengklaim bunyinya mirip seperti tabuhan rebana, sesuai dengan nama "Gaval Dash" yang berarti "batu rebana".
Kondisi nyentrik pada Gaval Dash tidak dibuat-buat oleh manusia, secara alami telah dibentuk oleh kombinasi pengaruh lingkungan. Resonansi yang tidak biasa darinya disebabkan oleh adanya lubang mikroskopis di dalam batu, sebagai konsekuensi dari iklim kering, minyak, dan efek gas alam, di wilayah Qobustan.
Sejak zaman kuno, batu sepanjang dua meter itu telah dimainkan oleh pribumi untuk memainkan melodi ritual dan mengiringi tarian rantai Yallı kuno. Hal ini dapat diketahui dari beberapa petroglif yang terpampang di Taman Nasional Gobustan.
ADVERTISEMENT
Ritual tersebut masih dilakukan di Azerbaijan hingga hari ini. Selain itu, Gaval Dash pernah digunakan oleh sejumlah musisi Azerbaijan untuk menimbulkan suara hipnosis dalam potongan-potongan musik mereka.