Gletser yang Hilang di Afrika

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
5 November 2018 23:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak 1899 hingga 2010, luas permukaan gletser di Afrika telah menghilang 90 persen.
Foto: Gletser di Gunung Kilimanjaro | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Bila kita mengingat kembali pelajaran geografi di sekolah, mungkin masih dapat mengingat bahwa iklim tidak hanya bergantung pada garis lintang suatu wilayah tetapi juga ketinggian suatu tempat. Itu artinya iklim dingin tidak mesti hanya terjadi di Kutub Utara dan Selatan, melainkan pula di Benua Afrika.
Faktanya, Afrika memang memiliki beberapa gunung sangat tinggi dengan tiga di antaranya ditutupi oleh gletser. Dimulai dengan Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Gunung Kenya di Kenya, dan Pegunungan Rwenzori di perbatasan Uganda dan Republik Demokratik Kongo.
Tapi, gletser yang berada di Afrika sangat rentan akan kepunahan. Terhitung sejak tahun 1899 hingga 2010, dalam laporan dari sebuah makalah di Geosciences, gletser tersebut telah kehilangan 90 persen dari luas permukaannya.
ADVERTISEMENT
Pada Pada 1990-an, gletser masih menyisakan total luas permukaan hanya 10,7 km persegi. Sedangkan antara tahun 2025 nanti, para ilmuwan memperkirakan semua lapisan es di Afrika akan lenyap (paling lambat 2030).
Gletser yang hilang memberikan demonstrasi meyakinkan tentang dampak perubahan iklim global. Peningkatan suhu udara secara bertahap dan kurangnya curah hujan diyakini menjadi penyebab utamanya.
Sumber: theguardian.com | cnn.com