Goliath, yang Memudahkan Komunikasi di Kapal Selam

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 Juli 2019 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melakukan komunikasi bukanlah hal mudah untuk dilakukan oleh kapal selam. Penyebabnya yaitu sulitnya gelombang radio untuk menembus air asin.
ADVERTISEMENT
Berbagai solusi pun pernah di coba untuk mengatasi kesulitan ini, di antaranya dengan meletakkan antena di atas permukaan air. Solusi ini terbilang bagus, tetapi justru memunculkan masalah lainnya: kapal selam jadi mudah terlihat oleh musuh dan sewaktu-waktu bisa menjadi target serangan.
Solusi lain, antena dipasang di sebuah pelampung. Sementara kapal selamnya berada di bawah air, pelampung beserta antena yang tersambung dengan kapal akan tetap mengapung di permukaan.
Seiring berjalannya waktu, ada teknik lain yang ditemukan. Para insinyur berhasil mengembangkan gelombang radio dengan frekuensi yang sangat kecil, hanya 10 kilohertz atau kurang dari itu. Dengan frekuensi yang demikian kecil, gelombang ini punya kemampuan menembus air asin sampai beberapa meter. Jika radio di kapal selam menggunakan frekuensi tersebut, maka akan dimungkinkan untuk berkomunikasi sementara kapal selam tetap berada di bawah air.
ADVERTISEMENT
Solusi yang sepintas tampak ampuh ini bukannya tanpa kelemahan. Perlu diketahui, panjang dari suatu gelombang radio berbanding berbalik dengan frekuensinya, sehingga untuk mengirim dan menerima gelombang radio dengan frekuensi ekstra kecil butuh antena yang besar dan panjang.
Untuk frekuensi ekstra rendah dengan angka 30 kilohertz atau di bawahnya, antenanya saja bisa berukuran panjang berkilo-kilometer yang mana bisa dibilang mustahil untuk dibuat. Untuk mengakalinya, cara lain ditempuh di mana para insinyur hanya menggunakan sebagian kecil panjang gelombangnya. Sebagai konsekuensi, dibutuhkan aliran daya yang besar karena antena sejatinya hanyalah sebagian kecil dari panjang gelombang dan memancarkan hanya sebagian kecil dari daya yang diberikan.
Salah satu antena terbesar untuk komunikasi kapal selam adalah Goliath. Antena itu berdiri di daerah dekat Kalbe an der Milde di Saxony-Anhalt, Jerman. Antena itu dulunya digunakan oleh Nazi semasa perang. Soal kehandalannya, Goliath tak perlu diragukan karena mampu menjangkau kapal selam di setiap sudut bumi kecuali di wilayah ceruk panjang dengan sisi tebing curam yang ada di Norwegia. Di tempat lain, Goliath bahkan menjangkau kapal selam yang berada di kedalaman dua puluh meter.
ADVERTISEMENT
Goliath yang diandalkan untuk kepentingan militer dan penyiaran punya kekuatan transmisi yang bisa mencapai 1000 kilowatt. Memancarkan pada frekuensi 15 hingga 25 kilohertz. Dengan kekuatan sedemikian rupa, Goliath menyandang predikat sebagai pemancar paling kuat pada masanya.
Setelah perang berakhir, Goliath dibongkar oleh Uni Soviet dan dipindahkan ke Nizhny Novgorod. Antena bersejarah itu hingga hari ini masih digunakan oleh Angkatan Laut Rusia untuk berkomunikasi dengan kapal selamnya.
Sumber: amusingplanet.com | atlasobscura.com