news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hal Sederhana yang Membuat Cina dan Korsel Berebutan Kimchi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh ally j dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh ally j dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Kebudayaan mengawetkan makanan dapat kita temukan di hampir seluruh penjuru dunia. Di Eropa, orang Jerman mengenal asinan kubis sauerkraut; di Asia, orang India mengenal achaar; dan tak ketinggalan orang Korea juga punya makanannya yang khas dan populer, yakni kimchi. Semua hidangan ini diproses melalui fermentasi.
ADVERTISEMENT
Nama makanan yang disebutkan terakhir itu merupakan makanan fermentasi pedas yang juga menjadi hidangan pendamping setiap makanan asal Korea Selatan (Korsel). Pembuatan kimchi telah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakat Korea Selatan. Unesco pun mencatat pembuatan kimchi sebagai Warisan Budaya Non-Benda, yang hal ini menegaskan bahwa kimchi menjadi identitas penting bagi Korea Selatan.
Bahan-bahan kimchi | Wikimedia Commons
Akan tetapi, belakangan muncul masalah ihwal kimchi. Dalam beberapa pekan terakhir, klaim Korea Selatan atas salah satu ekspor budaya dan kulinernya yang paling kesohor ini mulai terancam.
Hal ini dimulai ketika Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), yang berbasis di Swiss, mengunggah peraturan baru untuk pembuatan pao cai, hidangan sayur acar yang mirip kimchi dari Sichuan, China. Sebagaimana dilaporkan BBC International, meskipun ISO dengan jelas menyatakan bahwa "dokumen ini tidak berlaku untuk kimchi," surat kabar Cina, Global Times, dengan cepat menerkam dan menyebarkan sertifikasi tersebut, dan justru mengklaimnya sebagai "standar internasional untuk industri kimchi yang dipimpin oleh Cina".
ADVERTISEMENT
Sontak, Kementerian Pertanian Korea Selatan menolak klaim Cina atas kimchi, dengan mengeluarkan pernyataan tegas:
The Chosun Ilbo, sebuah surat kabar Korea Selatan, bahkan menyebut klaim Cina atas kimchi sebagai "upaya terbaru untuk menguasai dunia". Dalam tiga minggu terakhir, "perang kimchi" secara daring juga telah menghidupkan kembali perseteruan panjang antara negara tetangga ini. Setidaknya selama puluhan tahun terakhir, yang mencakup segala hal, mulai dari hak menangkap ikan di Laut Kuning, hingga komentar terbaru anggota band K-Pop tentang peran Cina dalam Perang Korea, topik masalah baru antara Cina-Korsel hampir selalu bermunculan.
Pao cai | Wikimedia Commons
Pertarungan tentang siapa yang memiliki kimchi memang tampak pelik dan rumit. Hanya saja, kemungkinan semua polemik ini bermuara pada kesalahpahaman sederhana.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr Sojin Lim, co-direktur Institute of Korean Studies di University of Central Lancashire, kimchi Korea sering disajikan di Cina dengan nama pao cai. Menariknya, Cina pun memiliki hidangan fermentasi sendiri yang juga disebut pao cai, yang baru-baru ini memenangkan sertifikasi ISO.
Walhasil, dengan pemahaman tersebut, tak mengherankan jika kimchi sering dianggap sebagai bagian dari pao cai (atau turunannya).
Padahal, Pao cai Cina sangat berbeda dari kimchi. Ditegaskan oleh Lim, kimchi adalah kubis yang difermentasi, (dibuat dengan) jenis (bahan) pedas dan nonpedas yang sangat berbeda. Sedangkan pao cai yang diklaim oleh China sebagai bagian dari kimchi, adalah acar sayur, sesuatu yang rasanya sangat berbeda dari kimchi, dan dibuat dengan cara berbeda pula.
ADVERTISEMENT