news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hiperseksualitas dan Penyebabnya

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
30 September 2019 16:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Sifat hiperseksualitas atau dorongan kuat untuk melakukan tindakan seksual atau kehilangan kendali terhadap seks diketahui dimiliki oleh sebagian orang. Namun, bagaimana sebenarnya hiperseksualitas terjadi? mengapa seseorang bisa menjadi hiperseks?
ADVERTISEMENT
Penelitian terbaru punya temuan yang bisa menjawabnya. Diketahui, orang yang didiagnosis punya sifat hiperseks ternyata mengatur DNA yang berkaitan dengan aktifitas oksitosin di otak secara berbeda dengan orang lainnya.
Oksitosin adalah hormon yang diyakini memengaruhi perilaku seksual dan sosial pada manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan. Oksitosin diproduksi oleh bagian otak bernama hipotalamus dan disimpan ke dalam aliran darah serta jaringan lain seperti otak, uterus, ovarium, dan testis.
Adalah mahasiswa Ph.D Universitas Uppsala, Swedia, bernama Adrian Bostroem yang melakukan penelitian mengenai hal ini. Bostroem dan rekannya mengukur metilasi atau proses penyimpanan dari DNA 60 orang yang didiagnosis mengalami hiperseksual dan 33 orang yang sehat.
Dari dua populasi orang yang diteliti, peneliti mengamati gen microRNA yang terkait dengan gen mereka. Ternyata, memang ada perbedaan dalam metilasi DNA kelompok orang dengan hiperseksualitas dan orang sehat di mana orang dengan hiperseksualitas memiliki metilasi yang 2,6 persen lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ada pula temuan bahwa orang yang kecanduan alkohol pun memiliki tingkat metilasi yang lebih rendah ketimbang orang sehat. Maka dari itu, orang yang meiliki sifat hiperseks bisa jadi termasuk golongan orang yang mengalami kecanduan.
Sumber: britannica.com | iflscience.com