Hogewey, Desa yang Dirancang untuk Merawat Penderita Demensia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 Agustus 2020 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Flickr/sunnyfoxsmilesIkuti
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Flickr/sunnyfoxsmilesIkuti
ADVERTISEMENT
Sekilas, Hogewey terlihat seperti sebuah kota kecil biasa yang terletak sejauh 20 kilometer dari Amsterdam, Belanda. Namun, siapa sangka, kota ini adalah "panti jompo". Dirancang khusus untuk menampung para orang tua yang menderita demensia.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti panti jompo pada umumnya, di mana para pasien akan tinggal di sebuah gedung dengan lorong panjang yang membosankan, kota ini berusaha untuk menciptakan sebuah komunitas yang layak huni. Di setiap sudut kota, terdapat banyak kamera pengintai yang digunakan untuk mengawasi para orangtua sepanjang hari. Bahkan, beberapa pemilik toko, penata rambut, hingga dokter gigi, adalah mereka yang memang bekerja untuk mengawasi para orang tua.
Konsep Hogewey dibuat oleh Yvonne van Amerongen ketika masih bekerja sebagai anggota staf, di sebuah panti jompo tradisional di Belanda. Saat ia tahu bagaimana cara kerja panti jompo konvensional dan memahami berbagai kekurangannya, ia pun berkomitmen untuk membuat sebuah tempat yang lebih layak huni bagi mereka yang sudah tua. Amerongen menyadari, selain memberikan akses perawatan yang terbaik, memiliki kebebasan untuk menjalani semua hal juga wajib diperhatikan. Dan menurutnya, itu belum ditemukan di tempat panti jompo yang lain.
ADVERTISEMENT
Saat dibuka pada tahun 2009, fasilitas Hogewey terdiri dari hampir tiga puluh rumah berlantai dua dan fasilitas kota lainnya. Semua ini tersebar di atas tanah seluas empat hektar. Biasanya, setiap rumah akan ditempati oleh enam atau tujuh penghuni, dengan minat dan latar belakang yang sama, dan dilayani oleh satu atau dua pengurus. Rumah-rumah tersebut ditata secara unik untuk mencerminkan gaya hidup masing-masing penghuni, seperti dari segi musik, desain interior, makanan, dan penataan meja.
Penghuni yang merupakan orang tua penderita demensia dapat memilih sendiri jadwal harian untuk makan dan beraktivitas. Beberapa dari mereka mungkin akan memilih untuk makan di kafe atau restoran. Sementara yang lain, mungkin hanya akan makan di rumah dan jalan-jalan ke supermarket. Setiap bulan, para pekerja atau pegawai di sana akan membagikan uang palsu yang dapat digunakan para orangtua untuk berbelanja.
Foto: Salah satu hunian di Hogewey | Flickr/fabpop onlineIkuti
Kesuksesan Hogewey telah menginspirasi banyak “desa panti jompo” lain di seluruh dunia. Seperti salah satunya di Penetanguishene, Ontario, Kanada, dan satu lagi di dekat Canterbury, Kent, Inggris.
ADVERTISEMENT
Cara seperti ini dinilai memberi manfaat lebih dari sisi psikologis, di mana para orang tua seperti ini terlihat sangat bahagia dan puas menjalani hidupnya, serta tidak adanya keluhan pada masalah kesehatan fisik. Para penghuni di sana minum lebih sedikit obat, makan makanan yang lebih baik, hidup yang lebih lama, dan tampak lebih gembira daripada mereka yang berada di fasilitas perawatan lansia pada umumnya.