Jasad Petani yang Dikira Vampir di Connecticut

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 September 2019 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons,wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons,wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di sebuah pemakaman di Connecticut, Amerika Serikat, terdapat makam yang berusia lebih dari 200 tahun yang lalu atau pada abad ke-18. Di dalam makam tersebut terdapat jasad seorang pria misterius. Makam itu lantas digali untuk diidentifikasi kemudian dimakamkan kembali dengan kepala dan anggota tubuhnya ditumpuk di atas tulang rusuknya. Ada kecurigaan yang menyeruak bahwa mayat tersebut adalah mayat seorang vampir atau makhluk penghisap darah.
ADVERTISEMENT
Para arkeolog telah mengungkapkan identitas pria tersebut yang sebelumnya hanya dikenal dengan nama insial "JB-55" beserta usia ketika ia meninggal. Nama inisial dan usianya bisa mudah diketahui karena pada peti matinya terukir informasi mengenai hal itu lewat ukiran paku payung.
Peneliti forensik mencoba membandingkan bukti genetik dari kerangkanya lewat basis data silsilah online untuk mengetahui apakah pria yang kemudian diketahui bernama John Barber ini benar vampir atau bukan. Karena, ada satu hipotesis kalau sang pria sebenarnya hanyalah seorang petani miskin yang hidup sulit, wafat karena tuberculosis, dan kerangkanya dimuseumkan di National Museum of Health and Medicine, Silver Spring, Maryland pada acara museum pada 26 Juli lalu.
Kondisi kerangka Barber menunjukkan bahwa ia menderita patah tulang selangka yang buruk dan lutut yang rematik. TBC yang membunuhnya sangat akut sehingga meninggalkan lesi di tulang rusuknya, berimbas pada penyakit, rasa sakit yang luar biasa, sampai pada kematian. Peneliti DNA militer Amerika Serikat, Jennifer Higginbotham menyebutkan, gejala-gejala yang timbul pada Barber mungkin membuat keluarga dan teman-temannya curiga bahwa dia adalah seorang vampir.
ADVERTISEMENT
TBC begitu mewabah pada abad ke-18 dan 19 dengan menyebabkan benjolan pada paru-paru dan membuat korbannya pucat, kurus dan lemah. Orang yang terinfeksi sering batuk darah dan membuat meninggalkan bekas darah noda darah di area mulutnya. Gusi mereka juga akan menyusut yang membuat gigi terlihat lebih panjang. Alasan-alasan inilah yang membuat Barber dikira vampir oleh orang-orang menurut Higginbotham.
Anggapan Barber adalah vampir memang semakin dilemahkan teknologi identifikasi jasad yang belum canggih seperti sekarang ini. "Kasus ini menjadi mister sejik 1990-an," terang Charla Marshall, peneliti forensik dari SNA International.
Sumber: smithsonianmag.com | livescience.com