news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kalung Kristal Labia dan Tabu Sunat Wanita

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2017 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perhiasan biasanya mencerminkan gaya hidup seseorang. Tapi ketika labia dijadikan kalung kristal, ini bukan hanya tentang fashion, ada pesan moral untuk melawan ketabuan sunat bagi wanita.
Foto: newsweek.com
ADVERTISEMENT
Perlukah wanita disunat? Pertanyaan klasik ini masih jadi polemik dan perdebatan sampai saat ini. Meskipun dari sisi medis tujuannya jelas demi menjaga kesehatan.
Tracy Kiss, sebagai orang Inggris dia tentunya tak akrab dengan budaya sunat pada wanita. Sampai suatu waktu, dia memiliki masalah serius di area genital dan dokter menyarankannya agar disunat.
"Aku mengunjungi dokter diiringi rasa sakit karena berlatih di gym. Terasa sensasi seperti terbakar di bawah sana," ucapnya dilansir Metro. "Ternyata itu disebabkan karena gesekan pada labia yang menonjol dan dokter menyarankan agar memotongnya."
Foto: bestfitmagazine.co.uk
Untuk kamu ketahui, labia ialah bibir genital di area kewanitaan dan sebagian orang kadang hanya cukup menyebutnya gelambir. Ukuran labia pada tiap wanita berbeda, dan itulah mengapa tak semua wanita bersedia disunat bila tak dianggap 'mengganggu'.
ADVERTISEMENT
Atas saran dokter, Tracy pun setuju memotong labia. Kendati begitu, dia bertanya pada dokter apakah boleh menyimpannya demi kenang-kenangan. Alih-alih membuangnya, Tracy lantas menyimpan potongan labia selama delapan bulan, menghiasinya dengan glitter, lalu dikristalkan.
Foto: metro.co.uk
"Aku menyimpannya sebagai pengingat bahwa labia telah menyebabkan rasa sakit seumur hidupku," lanjut ibu dari dua anak ini. "Kita perlu melawan ketabuan sunat pada wanita."