Ketika Rakyat Amerika Serikat Berpiknik di Kuburan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2018 13:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebiasaan ini muncul saat epidemi mengamuk di seluruh negeri.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Selama abad ke-19, terkhusus di tahun-tahun terakhirnya, menikmati liburan keluarga di kuburan bukanlah hal tabu di Amerika Serikat. Salah satu alasannya, lantaran ketika itu masih banyak kota yang kekurangan tempat rekreasi yang layak, sementara pemakaman cenderung selalu lebih sejuk.
Tetapi, bukan hanya faktor kenyamanan yang menjadi motifnya. Alasan lainnya ialah fakta bahwa kala itu wabah penyakit sedang mengamuk di seluruh negeri. Demam kuning dan kolera berkembang tak terkendali, dan memakan banyak korban anak-anak di bawah 10 tahun.
Epidemi tersebut jua yang menyebabkan banyak wanita tak mampu bertahan bila melahirkan. Kematian telah menjamah anggota dari setiap keluarga; cara satu-satunya untuk tetap dekat dengan mendiang hanyalah berpiknik di kuburan.
Mereka berkumpul di pemakaman, dengan harapan berbagi suka cita bersama yang telah pergi. Dalam kaidah psikologisnya, tren piknik semacam itu serupa relaksasi di kala masa berkabung.
ADVERTISEMENT
Sampai pada awal abad ke-20, berpiknik di liburan masih dilakukan oleh banyak warga Amerika Serikat (dan beberapa negara di Eropa). Popularitasnya mulai berkurang pada tahun 1920-an ketika kemajuan medis telah mulai berhasil mengurangi angka kematian akibat wabah.
Hilangnya daya tarik berpiknik di kuburan pula disebabkan beberapa negara bagian di Amerika Serikat mulai bersikap tegas melarangnya. Wisata keluarga ini dianggap kerap meninggalkan sampah berserakan di pemakaman.
Sumber: huffingtonpost.com | nbcnews.com