Ketika The Beatles Palsu Sukses Menipu Argentina

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Juli 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
The Beatles yang asli | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
The Beatles yang asli | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Kesuksesan The Beatles memang tidak perlu diragukan lagi. Seluruh dunia mungkin sudah mengenal band legendaris yang satu ini, tak terkecuali Argentina. Di sana, seperti terjadi di banyak negara lainnya, rasa kagum band terhadap asal Inggris tersebut seperti sudah mendarah daging. Jadi, sudah pasti aksi manggungnya amat diharapkan.
ADVERTISEMENT
Puncak antusiasme dari para fan ini kemudian terlihat pada tahun 1964, ketika mereka menerima kabar bahwa The Beatles akan melakukan tur konser ke Argentina. Sial, yang datang bukanlah The Beatles asli, melainkan sebuah kelompok band bernama The Ardells, alias The Beatles gadungan.
The Ardells adalah sebuah band asal Florida yang terdiri dari personel Tom, Vic, Bill, dan Dave. Saking niatnya meniru, mereka semua memiliki kemiripan (atau setidaknya berdandan mirip) dengan anggota asli The Beatles, baik John, Paul, George, dan Ringo.
Sebenarnya tidak ada niat buruk dari The Ardells saat meniru The Beatles. Justru, karena masalah budget, ditambah dengan banyaknya fan Batlemania di Argentina, pihak promotor memang sengaja mengundang The Ardells dan mengubah penampilan anggotanya menjadi mirip seperti The Beatles. Karena inilah, saat band dari Florida itu tiba, para fan awalnya tidak menyadari bahwa yang datang bukanlah The Beatles sungguhan.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu, kami memakai rambut palsu, mirip seperti rambut para anggota The Beatles. Pakaian yang kami gunakan sama, kami juga memakai jas. Cukup bagus untuk saat itu,” kata Bill Ande, gitaris The Ardells dilansir BBC International.
Kedatangan The Beatles palsu ini kemudian membuat banyak stasiun televisi di Argentina saling bersaing untuk mengajukan tawaran penampilan live. Selain itu, banyak wartawan dari berbagai media yang terus berusaha untuk mendapatkan wawancara eksklusif.
Namun, saat para anggota band ini muncul di layar televisi, ada beberapa penggemar yang menyadari bahwa mereka bukanlah John dan kawan-kawan yang lain. Saat itu, berita langsung menyebar dengan cepat, membuka mata para fans, hingga sadar bahwa apa yang mereka lihat di negara mereka bukanlah The Beatles asli yang diidolakan.
ADVERTISEMENT
Banyak surat kabar pun ikut memberitakan hal tersebut. Beberapa artikel langsung diterbitkan pada hari yang sama dengan aksi manggung band dari Florida, dengan salah satu artikel menulis judul: Hari Ketika The Beatles Datang ke Argentina, Namun yang Asli Ada di London.
Menarik apa yang terjadi setelah itu, meski tahu telah ditipu, kebanyakan fan di Argentina sangat senang dengan kedatangan The Ardells yang telah berhasil menghibur mereka dengan berpenampilan seperti The Beatles. Bagi mereka, itu merupakan sebuah hal yang sudah sangat cukup untuk mengobati kerinduan terhadap band kesayangan.
Setelah pulang dari tur di Amerika Selatan, The Ardells mengubah nama grup mereka menjadi The American Beetles (perbedaan satu huruf "e" dengan The Beatles) dan kemudian berganti lagi menjadi The Razor’s Edge pada tahun 1966.
ADVERTISEMENT