Kisah Buku Resep Masakan Tertua di Korea

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 September 2020 8:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku tua | Pixabay/Peter Skitterians
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku tua | Pixabay/Peter Skitterians
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yi Don memberikan buku resep keluarganya pada Jo Gwi Bun, yang dinikahinya pada 1980. Sebelumnya, Nyonya Jo tidak pernah mendengar apa pun tentang buku itu. Bahkan, dia tidak tahu cara membaca teksnya, karena buku itu bukan ditulis dengan bahasa Korea modern. Tak lama setelah mengamatinya, ia langsung menyadari bahwa buku itu bukan sekedar kompilasi resep keluarga biasa, tetapi artefak yang telah berusia berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya tercantum, buku ditulis oleh Nyonya Jang Gye Hyang, sekitar tahun 1670, dengan judul Eumsik-dimibang yang berarti Memahami Cita Rasa Makanan. Lebih kurang, sekitar 146 hidangan diuraikan dalam 30 halaman kaligrafi yang elegan.
Yang menakjubkan dari buku tersebut adalah penulisnya seorang perempuan. Padahal, pada abad ke-17 masyarakat Korea memegang teguh nilai-nilai Neo-Konfusianisme. Artinya, perempuan dilarang masuk pendidikan tinggi, sehingga sangat sedikit wanita yang berpendidikan.

Nyonya Jang Gye Hyang

Jang Gye Hyang dan buku Eumsik-dimibang | Wikimedia Commons
Nyonya Jang adalah satu-satunya putri seorang sarjana bergengsi di rumah yangban (kelas bangsawan). Ia belajar secara otodidak dengan menguping kelas ayahnya dan membaca buku-bukunya. Ia memantapkan diri sebagai pelukis, penulis kaligrafi, dan penyair.
Bahkan, selama berabad-abad, namanya terkenal besar di masyarakat Korea sebagai penulis puisi: Ode to the Saint dan Crane White Hair. Ia justru kurang dikenal sebagai penulis Eumsik-dimibang, yang oleh beberapa sejarawan dipercaya sebagai buku masak pertama, yang ditulis oleh seorang wanita di seluruh Asia Timur.
ADVERTISEMENT

Menghidupkan masakan lampau

Saat ini, buku yang semula merupakan warisan keluarga itu dipamerkan di perpustakaan Universitas Nasional Kyungpook (KNU) di Daegu, Korea Selatan. Sementara Nyonya Jo dan suaminya mengelola Restoran Eumsik-dimibang di Desa Dudeul, di mana Nyonya Jang hidup tenang dengan suami dan anak-anaknya.
Masyarakay yang ingin mencicipi masakan-masakan dalam buku resep Eumsik-dimibang bisa membuat reservasi untuk makan di Restoran Eumsik-dimibang dan bermalam di Pusat Pengalaman Budaya Jang Gye-hyang, di hanok yang indah (rumah tradisional Korea), yang disediakan khusus untuk tamu yang bermalam, dengan ruang pameran yang didedikasikan untuk Nyonya Jang.
Referensi:
ADVERTISEMENT