Kota Iquitos yang Tak Dapat Dicapai Jalan Darat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
6 Desember 2018 0:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengunjunginya hanya bisa lewat udara atau naik perahu selama seminggu.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Secara historis, Kota Iquitos di Peru telah dihuni oleh pribumi dan para pemburu nomaden sejak ribuan tahun lalu. Sebelum orang-orang Eropa hijrah pada abad ke-18, penduduk yang tinggal di sana ialah orang-orang dari Amazonas dan Itaya.
Memasuki abad ke-19, kota tersebut mengalami lonjakan jumlah penduduk ketika industri karet mulai beroperasi. Ribuan imigran dari berbagai negara --kebanyakan pria lajang muda-- mendulang rezeki dan menikah dengan wanita pribumi hingga menetap di sana.
Malangnya setelah 1912, produksi karet menurun drastis dan populasi manusia juga berkurang. Tetapi, arsitektur dan elemen budayanya masih terjaga dengan baik, meninggalkan jejak rasa mewah yang kian memudar seiring waktu.
Foto: commons.wikimedia.org
Sangat mengagumkan mengetahui kekayaan sejarah dan kultur di Iquitos, mengingat kota pelabuhan tersebut tidak dapat diakses melalui jalan darat. Dikelilingi oleh sungai-sungai dan hutan hujan di Amazon, cara terbaik untuk datang ke sana ialah lewat jalur udara. Sementara jika memaksakan diri naik perahu, dibutuhkan waktu seminggu penuh guna menempuhnya.
ADVERTISEMENT
Walau tak terjangkau oleh jalan darat, Kota Iquitos ternyata dipenuhi para pengendara motor dan motocarros (yang memiliki kabin penumpang). Menjadi terpencil juga tak berarti mesti sepi, lantaran sekitar 250.000 wisatawan mengunjunginya setiap tahun.
Sumber: nytimes.com | britannica.com