news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kota Kuno Larissa, Ditinggalkan Penduduknya karena Takut Kegelapan Gerhana

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
1 Desember 2020 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hanya 28 tahun setelah gerhana Matahari berhasil mengakhiri perang Lydia-Media, dan mengubah peperangan menjadi pernikahan, perjalanan sejarah kuno sekali lagi "dibelokkan" oleh fenomena langit: memaksa penduduk Larissa meninggalkan kota tercintanya.
Xenophon duduk di meja kerjanya | Wikimedia Commons
Menurut Xenophon, seorang filsuf dan sejarawan Yunani kuno, pada tahun 401 SM ia sempat menemani pasukan Cyrus Muda (putra Darius II) dalam ekspedisi untuk merebut tahta Persia dari saudaranya, Artaxerxes. Dalam perjalanan, mereka menemukan kota terpencil yang disebut Larissa, di tepi Sungai Tigris. Xenophon kemudian bercerita tentang masa lalu Larissa.
ADVERTISEMENT
Ia bilang Larissa pernah menjadi benteng pertahanan yang luar biasa kokoh. Mereka memiliki dinding bata tanah liat setinggi 30 meter yang terletak di atas dasar batu setinggi 6 meter, dengan garis keliling hampir sepanjang 10 kilometer.
Benteng itu terbukti terlalu tangguh untuk pasukan Persia, 200 tahun sebelumnya. Saat masih dihuni oleh penduduknya, Persia telah berulang kali mencoba menaklukan Larissa. Sial, semuanya gagal.
Tetapi, pada suatu hari, fenomena langit kemudian ikut campur menentukan nasib kota itu. Xenophon melaporkan bahwa:
Kala itu, gerhana Matahari total berlangsung pada tanggal 19 Mei 557 SM, melewati bagian selatan Suriah dan Irak. Peristiwa yang begitu menakutkan bagi para orang-orang Larissa. Mereka meninggalkan kota yang telah begitu lama berdiri teguh melawan Persia. Berakhir tanpa perlawanan sama sekali.
ADVERTISEMENT
Hilangnya Matahari begitu meresahkan orang-orang Larissa, sehingga mereka segera bergegas menyelamatkan diri. Beberapa dari mereka berlindung di piramida, di dekat Kota Larrisa; dan banyak yang pergi begitu saja.
Kota kuno Nimrud dipercaya memiliki sebutan lain sebagai "Larissa" | Wikimedia Commons
Bagaimanapun, penuturan Xenophon mengenai Larissa cukup membingungkan para arkeolog dan sejarawan modern, terutama tentang lokasinya. Sampai sekarang pun, masih terjadi perdebatan tentang di manakah "Larissa" yang dimaksud oleh filsuf dan sejarawan Yunani kuno itu (?).
Sementara beberapa sumber meyakini bahwa "Larissa" yang dimaksud oleh Xenophon berada di Turki, ada pula yang menyebutkan bahwa sebetulnya "Larissa" ialah sebutan lain untuk Nimrud (kota kuno di Irak).
Rujukan:
ADVERTISEMENT