Lembah Kematian di Semenanjung Peninsula Rusia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 Desember 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semenanjung Peninsula yang berada di sebelah timur Rusia adalah sebuah daerah dataran tinggi vulkanis dengan lembah-lembah yang ditutupi salju. Berbagai keanekaragaman hayati hidup di sana. Indah, tetapi juga mematikan. Karena pada saat-saat tertentu lembah-lembah di tempat tersebut bisa merenggut nyawa makhluk hidup.
Foto: Valley of Death di Rusia dapat merenggut nyawa makhluk hidup
Valley of Death atau lembah kematian julukannya. Memang, di sana kematian menjadi suatu yang akrab karena banyaknya hewan liar yang agresif. Para karnivora seperti wolverine, beruang, dan burung elang mencari mangsa di sana. Namun ada yang lebih berbahaya dan mengancam hewan dan bahkan bagi manusia yaitu gas bumi.
ADVERTISEMENT
Vladimir Leonov, seorang ahli vulkanologi di Institut Vulkanologi dan Seismologi (IVS) Rusia yang bersama rekan-rekannya mengidentifikasi penyebab kematian ketika pertama kali menemukan lembah itu pada tahun 1975. Hasilnya mereka menyatakan terdapat gas dari gunung berapi yang ada di sana.
Pada periode 1975-1983, petugas inspeksi di sana menemukan berbagai hewan yang mati. Mereka mengumpulkan lebih dari 200 bangkai hewan mamalia dan juga burung. Hewan-hewan karnivora seperti lynx dan elang emas dan bahkan anjing petugas inspeksi juga menjadi korban lembah kematian.
Lembah Kematian terletak di tanah tempat aliran gas muncul dari kedalaman. Sedimen belerang diamati di mana-mana - di ambang sungai, batu, tepi sungai. Gas terkonsentrasi sangat kuat dalam cuaca yang tak berangin di tempat salju mencari. Konsentrasi gas beracun tidak berbahaya di tempat terbuka dan meledak.
Foto: Terdapat aliran kecil gas vulkanik yang menyembur dari tanah Valley of Death yang menyerang burung-burung di langit
Janine Krippner, seorang ahli vulkanologi di Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution, berbaring di aliran lava Kamchatkan yang dingin. Di sana ia tidak mendengar apa pun kecuali semburan kecil gas vulkanik yang menyelinap keluar dari tanah ketika burung-burung terbang di atas kepalanya. Selama kunjungannya yang terakhir, dia berdiri di dekat aliran lava yang baru saja didinginkan yang suhunya 176 ° Fahrenheit — cukup panas untuk memanggang kalungnya dari kejauhan.
ADVERTISEMENT
Sumber: rbth.com | volacanoeisland.com | atlasobscura.com