Menanam Jeruk dengan 'Benteng' di Pantelleria

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2019 23:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pantelleria adalah sebuah pulau yang terletak di selat Sisilia atau tepatnya di antara pantai Tunisia dan Sisilia, sebuah daerah otonomi Italia.
ADVERTISEMENT
Pulau tersebut memiliki iklim khas Mediterania dengan cuaca ala musim panas yang kering dan panas serta musim dingin yang tidak terlalu dingin. Curah hujan di Pantelleria sangatlah sedikit sehingga bertani menjadi sulit.
Kondisi geografis yang sulit ini tidak menyurutkan semangat penduduknya untuk bertani. Malahan penduduk di Pantelleria sebagian besar adalah petani. Mereka sukses mengembangkan metode unik dalam menanam tanaman yang mereka inginkan. Mulai dari capers (bakal bunga yang bisa dimakan), jeruk, dan zibbibo, anggur manis aromatik yang menghasilkan wine manis.
Kebun anggur di Pantelleria ditanam menggunakan teknik yang pertama kali dikembangkan oleh bangsa Fenisia yang tiba di pulau itu lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Para petani pertama-tama menanam tanaman merambat di dalam tanah berbentuk mangkuk yang dinamakan conche untuk melindungi tanaman dari angin kencang yang berembus di Pantelleria.
ADVERTISEMENT
Teknik menanam itu juga dimaksudkan agar tanaman dapat mengumpulkan uap air yang berharga. Batang utama anggur kemudian dipangkas dengan hati-hati sehingga tumbuh menjadi tampak seperti semak belukar. Cekungan terus-menerus dibentuk kembali untuk memastikan tanaman tumbuh dalam kondisi yang tepat. Anggur pun nantinya akan dipanen dengan tangan pada akhir Juli dalam sebuah upacara ritual. Teknik serupa menanam anggur di cekungan juga terlihat di pulau vulkanik Lanzarote, Samudera Atlantik, yang berangin,
Penduduk Pantelleria juga menanam jeruk, tetapi karena tanaman ini tumbuh lebih tinggi dari tanaman merambat, lubang di tanah tidak cukup dalam untuk melindungi pohon dari angin kencang. Sebagai gantinya mereka membangun dinding batu tinggi menyerupai benteng yang mengelilingi setiap pohon secara terpisah sehingga membentuk taman berdinding kecil yang disebut jardinu. Area penanaman jeruk dengan teknik seperti ini sangat berbeda daripada yang lain. Selain memiliki suhu yang lebih dingin dan lembab namun dapat melindungi pepohonan dari angin. Dindin-dinding batunya mampu menjaga kelembaban dan membantu memadatkan kabut laut setiap malam menjadi butiran-butiran air yang berhamburan ke tanah. Praktik ini memungkinkan petani untuk menanam buah jeruk tanpa irigasi buatan yang seharusnya dilakukan di lahan pertanian di daerah Mediterania.
ADVERTISEMENT
Mayoritas kebun jeruk Pantelleria (giardino pantesco) berbentuk lingkaran, tetapi taman-taman dengan bentuk lain juga ditemukan, seperti persegi panjang atau pentagonal. Sekitar lima ratus bangunan semacam itu ada di seluruh pulau.
Sumber: openingabottle.com | amusingplanet.com