Mengapa Gigi Sangat Sensitif Terhadap Rasa Sakit?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
1 Februari 2020 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Gigi Manusia
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Gigi Manusia
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dari kita menganggap bahwa gigi merupakan sebuah alat, seperti pisau dan garpu bawaan. Tetapi jika mereka sangat bermanfaat, mengapa gigi mudah terasa sakit? Bukankah lebih baik jika mereka dirancang untuk bisa mengunyah dan mengunyah dalam kondisi apa pun? Terlepas dari ketidaknyamanan itu, ternyata ada alasan bagus mengapa gigi kita sangat sensitif.
ADVERTISEMENT
"Sakit gigi adalah mekanisme pertahanan penting bagi manusia, semacam sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang dapat merusak. Jika Anda makan sesuatu yang terlalu panas, mengunyah sesuatu yang terlalu dingin, dan jika gigi cukup lelah di mana jaringan di bawahnya terbuka, semua hal itu dapat menyebabkan rasa sakit. Dan kemudian rasa sakit itu mengakibatkan orang tersebut tidak menggunakan gigi mereka (tidak memaksakan diri untuk memakan sesuatu yang menyakitkan itu) dan mencoba untuk melindunginya sedikit lebih. Jadi rasa sensitif itu benar-benar sebuah mekanisme perlindungan lebih dari segalanya, "kata Julius Manz, direktur program kebersihan gigi di San Juan College di Farmington, New Mexico, dan juru bicara American Dental Association.
Keadaan ini berpengaruh pada perilaku manusia, dimana jika gigi tidak terasa sakit, manusia mungkin akan terus menggunakannya dalam situasi yang justru merusaknya. Bagi manusia, merusak gigi dewasa adalah masalah karena, tidak seperti hiu dan buaya, kita tidak bisa menggantinya lagi dengan yang baru. Berdasarkan penelitian, hal yang menyebabkan gigi sensitif adalah karena adanya Pulpa.
Foto: Bagian-bagian gigi
Di dalam gigi terdapat tiga lapisan yang terdiri dari lapisan gigi paling dalam (mudah sakit), yang diberi nama Pulpa, dan mengandung banyak pembuluh darah serta saraf. Rasa sakit yang terjadi pada gigi adalah satu-satunya sensasi dimana saraf di pulpa merespons. Sementara bagi gigi yang memiliki sensitivitas tinggi kemungkinan akan mengeluh pada keadaan tertentu seperti panas atau dingin, sebenarnya saraf di pulpa tidak merasakan suhu. Sebaliknya mereka merasakan sakit, yang mungkin terkait dengan, katakanlah, minuman milkshake yang sangat dingin. Pada lapisan tengah gigi, terdapat Dentin yang hidup tanpa saraf. Namun, mengandung cairan yang bergerak ketika gigi bergerak, dan pulpa dapat merasakan pergerakan cairan itu. Sedangkan lapisan ketiga, atau lapisan terluar terdapat enamel putih keras, yang tidak hidup sehingga tidak dapat merasakan apa pun.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, Pulpa sebenarnya bukan satu-satunya bagian gigi yang mengandung saraf dan sumber rasa sakit. Ada bagian lain yang disebut Ligament Periodontal yang menempelkan gigi ke tulang rahang dan mampu merasakan posisi gigi ketika sedang mengunyah. Ligament ini juga dapat merasakan sakit, "Siapa pun yang menjalani perawatan ortodontik akan memberi mampu merasakan ketika gigi mereka sakit. Sensasi itu berasal dari ligamen periodontal," kata Manz.
Dengan adanya Pulpa dan Ligamen Periodontal, kemungkinan sulit bagi orang untuk mengetahui dengan pasti dari mana rasa sakit atau sesitivitas mereka berasal. Menurut Manz, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter gigi untuk lebih berhati-hati dalam mendiagnosa gigi seseorang yang sakit. Untuk Anda yang memiliki gigi sensitif sebaiknya lebih memperhatikan dan menjaga asupan makanan dan rajin untuk merawat gigi.
ADVERTISEMENT
Sumber: nhs.uk| healthline.com | livescience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org