Mengapa Kelelawar Tidak Bisa Menangkap Ngengat?

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 September 2020 1:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelelawar kerap diuji oleh para peneliti dan pencinta sains. Hewan ini dianggap luar biasa karena mampu memanfaatkan sistem sonar untuk pemburuan. Kelelawar biasanya akan melepaskan gelombang acak ke berbagai arah secara berkali-kali, sampai akhirnya mendapatkan hasil gema dari target yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Saat proses pengiriman-pemantulan-penerimaan suara berhasil, itu artinya, kelelawar telah mengunci objek buruannya. Akan tetapi, kehebatan deteksi sonar dari kelelawar ternyata tak berfungsi jika berburu ngengat.
Kemampuan tersebut diperoleh lantaran ngengat dilindungi oleh bulu peredam, yang sanggup mendeteksi lokasi sumber suara dan mencegahnya bergema kembali.
Oleh karena itulah, menurut Thomas Neil, dari Universitas Bristol, Inggris, ngengat dapat menangkap suara kelelawar dan menghindari serangannya, meski ngengat tak memiliki telinga.
Untuk mengukur kemampuan bulu peredam suara yang dimiliki ngengat, Neil dan tim penelitinya pun bereksperimen dengan mengirimkan gelombang berfrekuensi ultrasonik (suara yang terlalu tinggi untuk didengar telinga manusia). Hasilnya, ngengat mampu menyerap hingga 85 persen suara yang dikirimkan ke tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Luar biasa, bukan? Hal tersebut berkat peran utama dari bulu pada bagian toraks. Nian predator, seperti kelelawar, melepaskan gelombang sonar berkali-kali, tak akan sekali pun pantulannya dikirimkan kembali oleh ngengat.