Mengingat Hari Nol di Chennai, Melawan Kekeringan Parah Tanpa Air

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
25 Maret 2021 6:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kota Chennai, India, pernah mengalami Hari Nol atau kekeringan parah pada musim panas 2019 | Flickr/McKay Savage
zoom-in-whitePerbesar
Kota Chennai, India, pernah mengalami Hari Nol atau kekeringan parah pada musim panas 2019 | Flickr/McKay Savage
ADVERTISEMENT
Day Zero atau Hari Nol merujuk pada hari terjadinya kekeringan parah yang melanda sebuah wilayah. Beberapa tahun lalu, Cape Town di Afrika Selatan pernah mengalami momen mengerikan ini. Kota metropolitan berpenduduk empat juta orang tersebut harus menerima fakta bahwa mereka sedang berada pada posisi kekeringan air selama bertahun-tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga tampaknya mulai terjadi kembali, namun bukan di Cape Town, melainkan di Kota Chennai, India. Jauh bertahun-tahun yang lalu, kota ini telah diprediksi akan menghadapi Hari Nol. Dan benar saja, puncaknya telah dilaporkan terjadi kekeringan parah pada musim panas 2019. Hingga kini pun penduduknya masih berusaha dan mencari cara agar dapat menemukan air.
Chennai memiliki populasi hampir 11 juta jiwa. Kota ini tidak memiliki sungai alami. Untuk sumber pemasukan airnya sangat bergantung pada empat waduk besar di wilayah timur laut kota. Ketergantungan terhadap waduk tersebut menemui petaka, tatkala semuanya mengalami kekeringan total. Tepat pada Juni 2019, Chennai menjadi berita utama internasional, ketika pemerintah setempat menyatakan bahwa Hari Nol telah tiba.
ADVERTISEMENT
Tetapi, prediksi yang muncul jauh sebelum tahun 2019, setidaknya telah membuat pemerintah setempat lebih siaga mempersiapkan antisipasi. Pemerintah berusaha untuk melakukan rehabilitasi pada sungai-sungai buatan yang ada di sepanjang kota. Pekerjaan tersebut amat menantang, karena sungai-sungai tersebut telah menjadi tempat pembuangan limbah padat, sehingga air menjadi tidak layak untuk dikonsumsi atau mandi.
Upaya yang dilakukan pemerintah setempat membuahkan hasil. Meskipun sangat sulit, beberapa sumber air mulai pulih. Proyek pembaruan ekosistem berlangsung selama beberapa dekade di Chennai. Alam pun memberik kejutan, dengan banjir dahsyat pada tahun 2015 menciptakan beberapa lahan basah dalam skala yang lebih besar.
Proyek lain juga telah melakukan restorasi terhadap beberapa tangki air di perkotaan. Tangki-tangki ini berukuran sangat besar. Sejauh ini dilaporkan bahwa Kota Chennai telah memulihkan setidaknya 15 tangki, di seluruh titik di dalam kota.
ADVERTISEMENT
Selain tangki, perkotaan juga bermaksud menaikkan permukaan air, dengan mengumpulkan air-air limbah yang kemudian diolah dengan sebuah selokan bervegetasi yang disebut bioswales. Dimulai dari sini, bioswales akan ditempatkan secara strategis di sepanjang jalan, halaman belakang, depan, perhotelan, dan lain-lainnya. Proyek ini juga akan ditempatkan di area sekolah (kemajuannya terhambat oleh pandemi Covid-19).
Peran lahan basah ternyata sangat banyak dan beragam, mulai dari menyimpan stok air, mengisi ulang air tanah, dan menyediakan habitat bagi satwa liar yang sudah semakin berkurang. Sayangnya, jumlah lahan basah di kota ini masih jauh dari banyak, dan inilah tantangan besar lainnya bagi Chennai: untuk memulihkannya. [*]