Menjelajahi Waktu Bersama Hutan Hujan Tropis

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
10 Februari 2020 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Hutan hujan tropis di Amazon
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Hutan hujan tropis di Amazon
ADVERTISEMENT
Menjelajahi waktu merupakan hal paling diinginkan manusia modern saat ini, alat teknologi yang mampu menunjang perjalanan waktu masih menjadi misteri bagi kita. Ternyata tanpa disadari, alam telah menyediakan "kapsul waktu" menakjubkan untuk kita pelajari, yaitu Hutan Hujan Tropis.
ADVERTISEMENT
Penemuan terbaru yang diterbitkan oleh Jurnal Trends in Plant Science mengungkapkan bagaimana para ilmuwan menggambarkan biologi dari pohon tropis yang hidup ratusan tahun untuk dapat menujukkan rekaman keadaan dari waktu-waktu lampau. Pohon itu mampu menjelaskan sejarah masyarakat asli di daerah tropis, serta dampak dari kolonialisme.
Memang penelitian ini bukan hal baru karena di daerah beriklim sedang seperti Eropa dan Amerika Utara para ilmuwan telah lama menggunakan pohon untuk belajar tentang perubahan iklim dan tren lingkungan. Pohon yang tumbuh secara musiman meninggalkan serangkaian "cincin" di batang mereka yang dapat di analisis oleh peneliti untuk menjelaskan mengenai iklim masa lalu. Akan tetapi menggunakan data dari pohon di hutan hujan tropis baru sekarang dilakukan dan ternyata menujukkan hasil yang luar bisa menarik.
ADVERTISEMENT
Beberapa spesies pohon yang terdapat di hutan hujan tropis seperti Amazon terbukti tumbuh hingga seribu tahun. Dan saat ini, pohon-pohon itu telah menyerap detail penting tentang perkembangan lingkungan tempat mereka tumbuh ke dalam batang kayunya seperti layaknya penyerapan data yang dilakukan teknologi canggih di masa sekarang.
Foto: Batang pohon tropis memiliki cincin yang dapat merekam aktivitas masa lalu manusia dan lingkungannya
Demi mendapatkan data itu, para arkeolog menggali lapisan pohon untuk menghasilkan 'stratigrafi hidup'( adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi). Hal ini berguna untuk melihat bagaimana pertumbuhan mereka berubah, pada jam berapa, dan bagaimana hal itu mungkin berhubungan dengan iklim dan aktivitas manusia. Lalu para peneliti menggunakan analisis genetik pohon untuk mengetahui bagaimana populasi pohon yang berbeda saling berhubungan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Di dalam jurnal juga disebutkan ada dua studi kasus penelitian terbaru yang mengungkapkan bahwa pohon di daerah tropis kini mulai menujukkan lebih banyak informasi tentang sejarah manusia di wilayah tersebut. Penelitian pertama yang dilakukan Victor Caetano-Andrade, seorang penulis makalah pertama dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia yang menyelidiki tentang pohon kacang Brazil di Amazon. Penelitian Caetano-Andrade telah mengungkapkan bagaimana periode besar dalam sejarah dapat mengubah bagaimana pohon-pohon itu tumbuh di dekat kota Manaus, Brasil.
ADVERTISEMENT
Penelitian kedua merupakan karya beberapa kelompok ilmiah yang menunjukkan bahwa variasi genetik dari pohon tropis yang penting secara ekonomi — seperti pepaya, pohon cokelat, pohon persik, dan pohon kacang Brazil — terkait erat dengan bidang-bidang pekerjaan manusia pra-kolonial yang intens di beberapa bagian Amerika Tengah dan Selatan. "Dalam kasus pohon cokelat, analisis genomik lengkap yang lebih rinci bahkan menunjukkan bahwa manusia tampaknya memilih gen yang mengurangi kepahitannya dan meningkatkan ketahanannya terhadap penyakit. Dalam kedua kasus tersebut, jenis penelitian ini menunjukkan bahwa pohon bertindak sebagai kapsul waktu dari aktivitas manusia di masa lalu, dan menyimpan wawasan ini dalam jaringan tumbuh mereka. Namun, kami berpendapat bahwa kombinasi dari pendekatan ini bahkan lebih berkontribusi." kata Roberts.
ADVERTISEMENT
Jelaslah sudah bahwa pohon tropis mampu menjadi kapsul waktu warisan manusia. Sehingga kita perlu menyoroti kebutuhan untuk melindungi hutan hujan tropis, yang merupakan lingkungan yang paling terancam di planet ini. Menurut Roberts "Pada akhirnya, makalah kami berpendapat bahwa penting para arkeolog dan ekologi sekarang bekerja bersama untuk melestarikan tidak hanya manfaat alami dari pohon tropis tetapi juga catatan skala seratus tahun dari kegiatan manusia dan pengetahuan yang tercetak di dalamnya."
Sumber: theguardian.com| mirror.co.uk | newsweek.com
Sumber foto: commons.wikipedia.org