Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Misi Rahasia AS saat Perang Dunia II, Menculik Ilmuwan Bom Nazi
11 Juni 2020 20:50 WIB
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu ketakutan terbesar Sekutu saat Perang Dunia ke-2, selain terhadap sikap Adolf Hitler dan pasukan Nazi-nya, adalah senjata misterius. Ketakutan ini bukan tanpa alasan, Nazi disebut-sebut memiliki Wunderwaffen (senjata ajaib atau senjata super), yang tidak diketahui bagaimana cara kerja dan bentuknya, namun beberapa sumber mengatakan deskpripsinya, seperti generator gempa, sinar kematian, senjata biologis, roket, dan gas mematikan. Kemungkinan yang paling ditakutkan oleh sekutu, benda tersebut adalah sejenis bom atom.
ADVERTISEMENT
Saat PD2, Jerman memang jauh melampaui negara-negara lain dalam penelitian atom. Tahun 1938, para ilmuwan Jerman sudah menemukan fisi nuklir. Saat itu, Jerman mengorganisir unit ilmiah khusus yang dipimpin oleh fisikawan kuantum, Werner Karl Heisenberg untuk mengembangkan senjata atom, dengan mengumpulkan stok uranium.
Untuk memastikan kebenaran atas sains luar biasa itu, Amerika Serikat pun mengorganisir unit operasi rahasia khusus pada tahun 1943, demi menemukan rahasia nuklir Nazi dan menangkap beberapa ilmuwan andalan mereka. Pasukan dengan kode nama Alsos Mission dan berjuluk Lighting A ini dipimpin oleh Kolonel Boris T. Pash, seorang perwira yang pernah berhasil mengungkap mata-mata komunis ketika mencoba untuk mencuri rahasia nuklir AS.
Pash dan pasukannya lantas mengikuti arahan pasukan sekutu ke garis depan Italia dan Prancis, menangkap dan menginterogasi para ilmuwan Jerman. Upaya ini memberikan kesimpulan untuk intelijen Amerikabahwa Jerman kemungkinan besar tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Bagaimanapun, tanpa bukti, kesimpulan ini terlalu lemah.
ADVERTISEMENT
Maka, pada 22 April 1945, dalam rencana tindakan berkode Operation Big, Pash dan pasukan kecilnya memasuki Jerman, dengan menaiki dua mobil lapis baja dan empat jeep, untuk mencari tahu laboratorium nuklir milik Nazi. Tim kemudian masuk ke pedesaan di sekitar Heidelberg dan menuju selatan ke kota Haigerloch.
Tak jauh dari Haigerloch, tim Pash pun menemukan sebuah gua yang didalamnya terdapat laboratorium Nazi lengkap dengan reaktor pengujian. AS mulai membongkarnya dan menghancurkan tempat tersebut.
Tak berapa lama, tim kemudian menemukan penemuan besar lainnya, yaitu pabrik tekstil dan bangunan yang telah dikonversikan untuk penelitian nuklir. Di sana terdapat 25 ilmuwan dan mereka satu per satu. Melalui interogasi, AS mengetahui bahwa berkas penelitian Nazi tidak dihancurkan, melainkan disimpan dengan aman di dalam drum kedap air dan ditenggelamkan di tangki penampung bawah tanah. Drum tersebut segera ditemukan, beserta dengan tumpukan uranium, dan air berat (mengandung banyak hidrogen) terkubur di ladang terdekat.
Operation Big memang berakhir setelah penggerebekan, namun Heisenberg masih belum ditemukan. Akibat desas-desus Hitler akan melepaskan senjata revolusioner mereka, sekali lagi Lighting A beraksi. Mereka langsung menuju pegunungan Alpen Bavaria. Di kota Urfred, mereka menemukan banyak tentara dan warga sipil Jerman menyerah secara massal.
ADVERTISEMENT
Pasukan AS pun menginterogasi mereka dan menemukan Heisenberg di kabin gunung pada 2 Mei 1945. Tepat dua hari sebelumnya, Hitler melakukan bunuh diri di bunkernya.
Heisenberg dan beberapa ilmuwan lain dibawa ke sebuah rumah di Farm Hall, Inggris. Para ilmuwan secara terbuka menyatakan bahwa mereka sebenarnya tidak mendukung apa yang diinginkan Nazi, sebaliknya, ternyata mereka anti-Nazi. Mereka terpaksa melakukan hal itu semua demi tidak bunuh oleh Hitler. Lebih lanjut diketahui bahwa Jerman belum sepenuhnya selesai dalam mengembangkan bom atom mereka, namun PD2 telanjur berakhir.
Referensi: