Misteri Miniatur Peti Mati dari Arthur’s Seat

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
8 September 2018 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah miniatur peti mati itu didekisasikan untuk mereka yang telah mati, atau justru untuk memantrai orang agar mati?
Foto: National Museums Scotland
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1836, sekelompok pemuda sedang berburu kelinci di puncak lereng berbatu yang dijuluki Arthur's Seat, di Skotlandia. Secara tidak sengaja, ketika mencari sarang kelinci, mereka menemukan 17 miniatur peti mati di dalam gua kecil. Dalam peti-peti sepanjang 10 sentimeter itu, tersimpan sosok boneka kayu yang didandani.
Penemuan miniatur peti mati tersebut ternyata memicu kehebohan massal. Beberapa surat kabar menuliskan beragam prediksi mengenai asal-usulnya, baik yang mengulas dalam sudut pandang budaya atau mistis.
Surat kabar The Scotsman, edisi 16 Juli 1836, menyimpulkan bahwa miniatur peti mati telah dibuat oleh penyihir untuk memantrai orang. Antara abad ke-16 dan ke-18, isu tentang eksistensi penyihir memang sedang ramai dibahas; sering dijadikan kambing hitam untuk setiap kasus kematian yang misterius. Pada masa itu, sekitar 5.000 orang bahkan dieksekusi --beberapa dibakar hidup-hidup-- setelah dituduh sebagai penyihir.
ADVERTISEMENT
Tetapi, The Edinburgh Evening Post menyangkal berita dari The Scotsman, dengan menyatakan bahwa miniatur peti mati merupakan budaya Saxon untuk menghormati yang wafat. Lazimnya, orang-orang Saxon yang meninggal dan jasadnya hilang di laut akan dihormati dengan dibuatkan miniatur patung untuk mereka.
Perdebatan tentang miniatur peti mati dari Arthur’s Seat ternyata masih berlanjut sampai abad ke-20. Pada tahun 1990-an, muncul teori baru di Skotlandia yang menyatakan bahwa 17 miniatur boneka dalam peti itu berkaitan dengan 17 korban pembunuhan berantai pada tahun 1820-an (pelaku: William Hare dan William Burke). Meski begitu, teori ini sangat diragukan, lantaran kebanyakan dari korban pembunuhan tersebut adalah para wanita sedangkan miniatur boneka dari Arthur’s Seat justru mengenakan pakaian pria.
ADVERTISEMENT
Entah jawaban mana yang paling tepat, tidak ada yang tahu pasti. Dr. Allen Simpson (Universitas Edinburgh) dan Profesor Samuel Menefee (Universitas Virginia) justru berpendapat bahwa 17 miniatur itu cuma sekadar mainan yang dibuat pada tahun 1790-an dan dikubur pada tahun 1830-an. Mereka juga menyatakan, miniatur tersebut tidak dirancang untuk menghormati yang telah mati.
Kini, yang tersisa di Museum Nasional Skotlandia hanya tinggal delapan miniatur saja. Sisanya, telah hancur tergerus waktu.
Sumber: National Museums Scotland | Smithsonian | The Scotsman