Mumi Sabun, Menyeramkan Sekaligus Menakjubkan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
25 Maret 2020 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Mumi "Soap Lady"
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Mumi "Soap Lady"
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kematian merupakan bagian dari kehidupan makhluk hidup yang misterius. Satu-satunya kepastian tentang kematian adalah bahwa jasad kita seiring waktu akan terurai lewat ritual kematian yang kita pilih atau orang lain pilihkan terhadap jasad kita. Apakah itu melalui kremasi, di mana jasad akan dibakar hingga menghilang menjadi asap dan abu, atau pemakaman yang menggunakan bantuan serangga dan bakteri yang ada di dalam tanah, atau bisa juga dimumikan lalu disimpan di tanah kering layaknya orang Mesir Kuno, di mana jasad akan mengeras dan berubah menjadi mumi. Tapi tahukah Anda, tenyata ada proses mumifikasi yang justru mengalami kondisi tidak biasa menyebabkan mayat malah berubah menjadi Mumi sabun!
ADVERTISEMENT
Penemuan Mumi sabun terjadi di Philadelphia di mana terdapat dua mumi sabun yang terkenal "Soap Lady" yang kini berada di Museum Mütter, Philadelphia, dan "Soapman" yang berada di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian, Washington DC. Kedua mumi itu ditemukan dari penggalian yang tidak sengaja di sebuah kuburan Philadelphia pada tahun 1875. Penggalian yang tidak sengaja itu terjadi akibat konstruksi stasiun kereta api baru yang mengharuskan pemindahan kuburan. Ternyata kuburan kedua mumi itu telah kemasukan air yang membawa kandungan tanah alkali yang membuat kedua jasad itu terhindar dari pembusukan dan menjadikannya mumi sabun.
Berdasarkan penjelasan ilmiah, sebenarnya dalam pembuatan sabun ada proses kimia yang disebut "saponifikasi", yaitu pembuatan sabun dari minyak nabati atau lemak hewani. Biasanya, trigliseria dalam bahan lemak berkembang menjadi sabun melalui komponen kimia, seperti alkali atau natrium klorida. Tetapi ketika saponifikasi terjadi pada manusia, umumnya terjadi tanpa disengaja. Itulah mengapa dua tubuh mumi sabun yang terendam air alkali di Philadelphia memiliki kandungan enzim yang tepat sehingga mengubah lemak tubuh dalam jasadnya menjadi lilin.
ADVERTISEMENT
Proses ini dikenal juga dengan sebutan adipocere atau dalam bahasa sehari-hari disebut "lilin kuburan" atau "mayat lilin". Faktor lain pendukung adipocere adalah terbentuk dari lingkungan yang hangat, basah, tanpa oksigen dan enzim bakteri. Pada dasarnya, dalam pembentukan mumi sabun, pembusukan digantikan oleh jaringan lemak permanen yang ada pada organ internal dan wajah. Hasilnya tentu saja cukup menyeramkan, kerangka mumi itu tertutupi oleh "sabun" berwarna coklat atau putih keabu-abuan.
Meskipun tidak menyenangkan melihat tubuh manusia berubah menjadi sabun, para antropolog dapat belajar banyak dari penemuan kedua mumi tersebut. Terutama karena kedua mumi itu lebih mudah teridentifikasi oleh teknologi sinar-X dan pemindai CT yang dapat menganalisis tulang dan membantu menemukan usia saat kematian. Apalagi pakaian dari mumi sabun yang terbungkus lilin biasanya membuat serat-serat kain menjadi lebih awet dan tulang-tulang di tubuh yang terbungkus lemak tubuh juga turut terawetkan dengan baik, memberikan para ilmuwan banyak informasi tentang kapan mereka hidup. Misalnya saja, mumi "Soap Lady" yang ternyata tidak memiliki gigi, tetapi dari analisis tulangnya menunjukkan ia mati ketika berusia 20-an.
ADVERTISEMENT
Proses peluruhan jasad orang mati memang berbeda-beda, aneh dan tidak dapat diprediksi. Mumi sabun merupakan contoh salah satu nasib kematian yang paling aneh bagi semua orang. Jika Anda tertarik ingin meninggalkan jasad dengan cara bermanfaat secara ilmiah dan juga bersih, mungkin Anda bisa meminta proses "saponifikasi" tersebut sebelum pemakaman Anda.
Sumber: curiosity.com | muttermuseum.org | ripleys.com
Sumber foto: muttermuseum.org