Museum Layang-layang Tersembunyi di Kota Tokyo

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 6:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Flickr/BaToCo Barriletes a Toda Costa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Flickr/BaToCo Barriletes a Toda Costa
ADVERTISEMENT
Di tengah kawasan bisnis Chuo yang senantiasa sibuk, dalam kegadugan Tokyo, Jepang, ada sebuah museum kecil yang tak mencolok. Tersembunyi di lantai lima, di sebuah atas restoran yang ramai, hanya tanda logam kecil di pintu masuk gedung yang menunjukkan keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, terlepas dari ukurannya yang tak megah, museum tersebut memiliki ribuan layang-layang unik. Lebih kurang, di ruangan yang agak berantakan ini, ada sekitar 3.000 item. Pengunjung akan menemukan layangan apa pun, mulai dari layang-layang kotak kecil, hingga replika besar pesawat, dan burung. Tak pelak konsep pameran sempit ini terlihat seperti loteng tersembunyi yang dipenuhi harta seorang penggemar layangan.
Foto: Flickr/xWIZEx World Tour
Dan memang, secara mengagumkan, layang-layang sebanyak itu pun adalah koleksi pribadi dan dimiliki oleh seorang Shingo Modegi. Ia adalah orang yang mendirikan Asosiasi Layang-Layang Jepang dan merupakan mantan pemilik restoran di lantai bawah gedung tersebut. Modegi juga secara personal berpartisipasi dalam menetapkan rekor layang-layang terbesar di dunia, pada tahun 2006.
Selain sangat bervariasi secara bentuk dan ukuran, layang-layang yang dikoleksi Modegi terbuat dari berbagai bahan, dari tradisional ke modern, dan dari kertas ke nilon. Beberapa layang-layang ini bahkan memiliki nilasi historis, seperti layangan yang berasal dari Periode Edo Jepang (1603 hingga 1868).
ADVERTISEMENT
Apalbila setelah melihat koleksi yang mengesankan para pengunjung merasa terinspirasi untuk membuat layang-layang sendiri, museum tersebut akan dengan senang hati melayaninya. Sebagai bagian dari pelayanan, museum menawarkan pembuatan layangan mendadadak dengan bahan bervariasi, seperti bambu, kain, dan tali, yang tersedia di toko suvenirnya.