Narapidana yang Selamat dari Amukan Alam

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
20 November 2018 7:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan penjahat Louis-Auguste Cyparis masih hidup ketika 30.000 warga tewas oleh letusan gunung berapi.
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Louis-Auguste Cyparis alias Ludger Sylbaris, terkenal sering bertengkar dan gemar bikin onar. Pria kelahiran 1875 itu dijuluki 'Samson' oleh teman-temannya dan hampir selalu terlibat perkelahian setelah mabuk.
Sampai pada awal April 1902, dia pun ditangkap setelah melukai seorang teman dengan pedang pendek. Sebagai hukuman, dia mesti bekerja (lebih kurang selama sebulan) tanpa bayaran di Saint Pierre, Prancis.
Dasar bebal, menjelang akhir masa bakti di awal bulan Mei, dia kabur demi mabuk lagi dan menari sepanjang malam. Walakin uniknya, saat sadar di pagi hari, dia menyerahkan diri ke pihak berwenang dan kemudian dijebloskan ke penjara bawah tanah agar tak kembali berulah.
Cyparis dikurung selama seminggu di dalam sel isolasi yang dibangun dari batu dan tidak berjendela. Ventilasinya sangat buruk, hingga dia hanya dapat melihat cercah cahaya saat pintu penjaranya sedikit dibuka untuk menerima jatah makan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di luar penjara Cyparis, Gunung Pelee mulai bergemuruh dan kondisi lingkungan di Saint Pierre memperlihatkan tanda-tanda kedatangan bencana. Dituturkan The Guardian, gerombolan semut kuning dan lipan hitam menggelincir menuruni lereng-lereng, berbondong-bondong kabur hingga memenuhi jalanan, ladang tebu, dan menyerbu rumah. Ratusan ular mulai bereksodus, termasuk ular berbisa nan mematikan, menggeliat di sisi gunung berapi dan melintasi pedesaan.
Sayangnya, penduduk Saint Pierre seakan tak peduli akan semua tanda bahaya. Lebih tepatnya, otoritas telah lalai dan menggiring warga untuk mengabaikan bahaya letusan Gunung Pelee.
Semenjak awal April, ketika Cyparis melukai temannya, Gunung Pelee sebetulnya telah memperlihatkan aktivitas pra-letusan dengan mengeluarkan uap belerang, hujan abu, yang disertai gempa bumi. Serta tanggal 5 Mei 1902, tatkala Cyparis dikurung, air laut surut sekitar 100 meter dan lantas menghadirkan ombak besar yang membanjiri sebagian wilayah Saint Pierre.
ADVERTISEMENT
Nian demikian, para pemimpin kota bergeming menolak penyeruan evakuasi. Sebab pada saat itu Saint Pierre sedang dalam periode pemilihan umum. Alih-alih mengambil tindakan guna menyelamatkan nyawa publik, elit politik lebih peduli akan hasil pemungutan suara.
Kaum sosialis tengah siap-siap mengambil kendali kepemimpinan dari politisi sayap kanan, sementara Gubernur Louis Mouttet (dari golongan konservatif) tak ingin kolega sayap kanannya sampai kalah. Mouttet bahkan mengirim patroli ke perbatasan antara Saint Pierre dan Fort-de-France. Dia memerintahkan pasukan untuk menggiring pengungsi agar kembali ke rumah masing-masing.
Busuknya Mouttet, dia pula melobi media lokal, seperti Les Colonies, untuk menyebarkan kabar palsu bahwa semuanya akan baik-baik saja di Saint Pierre.
Konsekuensi yang mengerikan pun hadir tanggal 8 Mei. Pagi hari itu, pukul 8:00 waktu setempat, Cyparis sedang menunggu sarapannya di penjara bawah tanah dan Gunung Pelee meletus dahsyat dengan mengirimkan awan berpijar yang meluncur dalam kecepatan 169 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
Hanya butuh waktu tiga menit bagi nuee ardente (awan bercahaya) atau aliran piroklastik (campuran gas, uap, debu bercahaya, abu dan batu apung) yang mengandung suhu 1.000 derajat celsius untuk membumihanguskan Saint Pierre. Pukul 8:03, seluruh kota diratakan oleh ledakan; 30.000 penduduk mati lemas atau terbakar tanpa sempat melarikan diri.
Selain narapidana di sel isolasi, penduduk yang tercatat selamat dari bencana tersebut ialah seorang pembuat sepatu Leon Compere-Leandre. Leon cukup beruntung, meskipun tubuhnya terbakar parah, dia masih mampu berlari enam kilometer ke Fonds-Saint-Denis untuk mendapatkan pertolongan. Sedangkan Cyparis harus menunggu selama empat hari dengan lengan kanan terluka bakar, sampai akhirnya penyelamat mendengar teriakannya yang masih terkunci di dalam sel bawah tanah.
ADVERTISEMENT
Nasib mantan penjahat itu berubah cukup drastis usai tragedi. Tak lagi miskin dan pengangguran, Cyparis menjadi selebritas berjuluk the man who lived through doomsday yang melakukan tur ke berbagai negara.
Hukumannya (atas kasus penyerangan pedang pendek dan kabur dari masa bakti) ditangguhkan oleh Prancis. Hari-harinya dijalani sebagai pendongeng heroik bersama grup sirkus milik Phineas Taylor Barnum Barnum (sosok yang menginspirasi film The Greatest Showman).
Sumber: theguardian.com | archive.org | geology.sdsu.edu