Obat Batuk yang Dapat Menjadi Alternatif Pengobatan Penyakit Parkinson

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 Februari 2020 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Penyakit parkinson merupakan penyakit saraf yang belum ditemukan obatnya
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Penyakit parkinson merupakan penyakit saraf yang belum ditemukan obatnya
ADVERTISEMENT
Penyakit Parkinson merupakan penyakit saraf yang terjadi akibat kerusakan sel dibeberapa bagian otak. Penyakit ini biasanya menyerang mereka yang berusia lanjut tapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka yang muda dapat terserang penyakit ini. Menurut National Parkinson Foundation, di Amerika Serikat ada sekitar 50.000-60.000 orang terdiagnosis parkinson setiap tahunnya. Sejumlah tokoh dunia juga diketahui menderita penyakit ini, seperti mendiang Paus Yohanes Paulus II, petinju Muhammad Ali, bahkan Adolf Hitler.
ADVERTISEMENT
Gejala penyakit ini terdiri dari: Tremor pada saat istirahat (resting tremor), kekakuan atau rigiditas, lamban dalam melakukan gerakan (bradikinesia), dan keseimbangan tubuh terganggu. Sedangkan beberapa gejala sekunder termasuk kegelisahan, depresi dan demensia. Sayangnya hingga kini, belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit saraf Parkinson.
Tim peneliti multi-institusional yang dipimpin oleh University College London (UCL) melaporkan bahwa mereka berhasil menguji cobakan obat batuk sirup bernama Ambroxol sebagai salah satu alternatif yang baik untuk menyembuhkan penyakit Parkinson. Ambroxol adalah bahan aktif dalam campuran obat batuk sejak tahun 1970-an. Obat ini pertama kali ditemukan lebih dari 50 tahun yang lalu, dan telah lama digunakan untuk menyembuhkan batuk dan penyakit pernapasan.
ADVERTISEMENT
Uji coba klinis ini dilakukan dengan memberikan dosis Ambroxol kepada 17 pasien Parkinson selama periode enam bulan. Pasien terus dipantau untuk mengetahui apakah ambroxol itu aman bagi mereka atau tidak. Selain itu, Peneliti juga ingin melihat apakah Ambroxol mampu melintasi penghalang darah-otak serta bagaiman ia bereaksi dengan pasien yang berbeda baik dengan atau tanpa mutasi khusus pada gen yang disebut GBA1 (gen glukokerebrosidase). Mutasi GBA1 dianggap sebagai faktor risiko genetik paling penting dalam kasus penyakit Parkinson. Adanya varian gen yang ada membuat orang lebih berisiko terkena penyakit ini pada usia yang lebih muda dan dapat menyebabkan timbulnya gejala yang lebih cepat.
Foto: Otak manusia yang terkena penyakit saraf Parkinson
Menurut para ilmuwan, mutasi dapat menghambat pelepasan alami protein glucocerebrosidase (disebut GCase) untuk melakukan proses pembersihan di otak, mencegah penumpukan berbahaya dari jenis protein lain yang disebut alpha-synuclein (yang dipandang sebagai kunci penyebab disfungsi kognitif dalam penyakit Parkinson).
ADVERTISEMENT
Hasil uji klinis mengungkapkan bahwa Ambroxol ternyata aman serta memiliki toleransi yang baik kepada pasien berbeda. Dan ini berlaku bagi semua genotipe pasien yang menderita Parkinson. Ambroxol berhasil menembus sawar darah-otak (bagian yang memisahkan zalir serebrospinal dengan pembuluh darah), dan meningkatkan kadar protein GCase dalam cairan serebrospinal (sejenis cairan tubuh yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang) pasien sekitar 35 persen, dan memiliki toleransi baik dengan pasien yang menggunakan terapi, tanpa efek samping.
Namun, tim peneliti masih memerlukan uji coba lebih lanjut sebelum menarik kesimpulan yang kuat tentang pengobatan Ambroxol. Maka dari itu rencnanya akan dibuat tahap evaluasi ketiga dalam uji coba yang lebih besar dengan periode lebih lama untuk memberikan banyak informasi yang luas tentang viabilitas obat Ambroxol.
ADVERTISEMENT
"Studi ini memberi kita 'bukti konsep' bahwa kita dapat meningkatkan kadar GCase pada manusia dengan ambroxol, dan bahwa obat itu aman dan ditoleransi dengan baik pada pasien berbeda yang menderita Parkinson. Kita berharap bahwa penelitian lebih lanjut dapat menunjukkan ambroxol mampu meningkatkan kesehatan dan fungsi sel, sehingga perkembangan penyakit menjadi lebih lambat untuk menyebuhkan mereka yang menderita Parkinson." kata Stott.
Sumber: mirror.co.uk | healty.com| sciencealert.com
Sumber foto: flickr.com