Pemancing Udang dengan Naik Kuda, Tradisi di Eropa sejak 500 Tahun Lalu

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
10 April 2021 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Paardenvisser atau para pemancing berkuda | Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Paardenvisser atau para pemancing berkuda | Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sekitar abad ke-15, ada sebuah tradisi memancing yang cukup unik. Seorang nelayan akan memancing hewan laut, seperti udang atau ikan, di pesisir pantai dengan menunggangi seekor kuda dan membawa sebuah pukat.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini dilakukan oleh para nelayan Flemish di pantai laut utara dari Prancis, Jerman, Belgia, hingga Inggris bagian selatan, selama lebih dari 500 tahun lamanya. Mereka menyebut para nelayan tersebut dengan julukan paardenvisser atau para pemancing berkuda.
Dahulu, tradisi memancing seperti itu diturunkan secara turun-temurun. Dari ayah, turun ke anak, lalu ke anaknya lagi, dan begitulah seterusnya, sehingga menjadikan anak laki-laki pada masa tersebut memiliki kebiasaan yang sama, dalam sebuah pekerjaan dan perdagangan.
Sayangnya pada saat ini, hanya 17 orang saja yang masih melanjutkan tradisi tua yang telah diakui oleh UNESCO ini.
UNESCO sadar bahwa tradisi tersebut secara perlahan dapat menghilang dan mulai ditinggalkan oleh orang-orang. Oleh sebab itu, sekitar lima tahun yang lalu, para dewan tertinggi di UNESCO mengadakan pertemuan dengan beberapa asosiasi dan dewan kota untuk membahas hal ini. Hasilnya, mereka mengizinkan para wanita untuk menjadi nelayan dan melakukan tugas memancing, layaknya yang selama ini dilakukan oleh para laki-laki.
Sketsa tentang paardenvisser atau para pemancing berkuda pada abad ke-19 | Wikimedia Commons (CC)
Salah satu wanita yang sangat antusias untuk melakukan pekerjaan ini adalah Nele Bekaert. Bersama dengan kuda kesayangannya yang bernama Axel, ia memulai pekerjaannya dengan menyisir Pantai Flanders bagian barat, Belgia, sejauh beberapa kilometer.
ADVERTISEMENT
Saat air pantai sedang surut, Bekaert sudah berada di tepi pantai, membawa jaring besar dan gerobak, lalu menaiki Axel dan menungganginya. Ia menyisir tepi pantai untuk menangkap udang-udang.
Biasanya, Bekaert dapat menangkap satu kilogram udang setiap harinya, lalu beristirahat di pantai sambil merebus sebagian hasil tangkapannya. Namun, karena pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19, ia jadi sering membawa langsung udang-udang hasil tangkapannya untuk dimakan oleh keluarganya, dan sebagian lainnya untuk diperdagangkan.
“Apa yang bisa dilakukan oleh laki-laki, perempuan juga bisa.” Kata Bekaert dilansir BBC International.
“Sekarang saya selalu bekerja sama dengan suami untuk mencari uang dari pesisir laut, sambil mempertahankan tradisi yang telah berusia lebih dari 500 tahun ini. Saya berharap tradisi ini akan selalu dilestarikan secara turun-temurun dan tidak akan pernah hilang,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Bekaert dan suaminya juga mulai memperkenalkan tradisi memancing ini ke putra mereka yang berusia 12 tahun. Mereka berharap putranya dapat meneruskan tradisi keluarga penangkap udang.
Mereka juga memiliki putri kembar berusia sembilan tahun. Bekaert pun menuturkan harapannya, “Saat dia sudah cukup dewasa, tentu kami akan melatihnya juga.” [*]