Penemuan Fosil Kecoak Tertua di Dunia

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
15 Maret 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Kecoa Menjadi Hewan Tertua yang Pernah Mendiami Gua di Bumi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kecoa Menjadi Hewan Tertua yang Pernah Mendiami Gua di Bumi
ADVERTISEMENT
Apa yang kamu pikirkan tentang hewan tertua yang pernah mendiami gua di Bumi ini? Serigala, ular, atau kelelawar? Semua jawaban tersebut kurang tepat, karena kenyataannya, hewan tertua yang pernah mendiami gua di muka Bumi ini ternyata adalah sepasang kecoak.
ADVERTISEMENT
Ya, penemuan fosil kecoa berusia 99 juta tahun ini ditemukan di dalam amber di Myanmar, yang merupakan contoh tertua dari organisme troglomorphic, yaitu makhluk yang dapat beradaptasi dengan lingkungan gua yang aneh dan gelap. Mereka satu-satunya makhluk yang beradaptasi dengan kegelapan yang dikenal dari periode Cretaceous, bahkan ketika Tyrannosaurus Rex masih berkeliaran di Bumi.
Sebelumnya, para peneliti sudah menemukan cukup banyak contoh kecoak dan serangga lain yang sudah memfosil di gua-gua di Bumi, dengan mata dan sayap kecil, tubuh pucat, dan lengan panjang serta antena. Namun, spesies yang baru ditemukan kali ini adalah spesies yang sedikit berbeda, di mana merupakan hewan tertua yang pernah ditemukan sejauh ini.
Foto: Fosil Sepasang Kecoa yang Ditemukan di Amber di Myanmar.
Sampai sekarang, sejarah kecoa yang tercatat pernah memfosil di gua berasal dari era Kenozoikum, yaitu sekitar 65 juta tahun yang lalu. Namun, sebenarnya para peneliti sudah lama menduga, bahwa kemungkinan besar para kecoa ini berasal dari zaman dinosaurus. Hal tersebut dikemukakan dari hasil genetik yang ada, namun belum ada bukti kuat sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kedua fosil yang ditemukan tersebut, kemungkinan adalah keturunan nenek moyang yang sama dari masa Cretaceous, sebelum pergeseran benua memisahkan rumah mereka di Gondwana yang superkontinen.
Para peneliti mengatakan, masih belum jelas bagaimana kecoa-kecoa ini dapat berakhir dengan menjadi fosil dengan cukup baik. Fosil amber adalah hal yang umum untuk makhluk kecil yang hidup di dekat pohon, karena amber sendiri adalah fosil dari pohon resin. Kemungkinan yang dapat diambil, para peneliti meyakini, bahwa resin kuno tersebut menetes dari akar pohon ke dalam gua tersebut, kemudian mengeras di sekitar paleo-arthropoda.
Sumber:bigthink.com | geologyin.com | livescience.com
Sumber foto: commons.wikimedia.com | twitter.com/jo_barnes