Perang Dunia Bikin Wanita Berhenti Memakai Korset dan Memilih Bra

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
3 Mei 2021 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pabrik korset di Kalamazoo, Michigan, Amerika Serikat, pada 1912. | Wikimedia Commons/Kalamazoo Public Library
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik korset di Kalamazoo, Michigan, Amerika Serikat, pada 1912. | Wikimedia Commons/Kalamazoo Public Library
ADVERTISEMENT
Pergeseran budaya besar terjadi selama dan setelah Perang Dunia I. Pergeseran budaya ini membantu membebaskan perempuan dari peran-peran yang membatasi, seperti korset yang menjadi pembatas dan pengikat perempuan ke zaman sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Perang Dunia I telah mengubah wanita, yang awalnya sering menggunakan korset; dan berevolusi jadi menggunakan bra.
Menurut Valerie Steele, Direktur Museum di Fashion Institute of Technology, tidak ada orang yang dapat diklaim secara pasti sebagai penemu korset atau bra. Mereka dikembangkan di tempat yang berbeda dan banyak orang mengambil hak paten selama bertahun-tahun, untuk memperbaiki atau mengubah desain.
Beberapa bra paling awal berasal dari Roma Kuno. Itu ditunjukkan dari mosaik kuno di vila Romano del Casals di Sisilia yang menunjukkan strofium, kain pengikat payudara sederhana, jelas Judith Dolan, profesor dan kepala desain terkemuka di University of California di San Diego.
Lalu, pada tahun 1500, korset — pakaian dalam ketat dan terstruktur yang membentang dari bawah dada hingga pinggul— menjadi pakaian dalam pilihan wanita kelas menengah dan atas, di sebagian besar wilayah Eropa.
ADVERTISEMENT
Tetapi bra tidak hilang, walau popularitas korset terus meroket. Prototipe bra berusia 600 tahun, yang baru-baru ini ditemukan di sebuah kastil di Austria, menjadi bukti bagaimana dalaman wanita ini tetap digunakan oleh masyarakat tertentu.
Ilustrasi wanita sedang mengencangkan korset karya Hendri de Toulouse-Lautrec. | Wikimedia Commons/Metmuseum.org
Sosialita Amerika Mary "Polly" Phelps Jacob, kemudian mematenkan bra versinya, pada 3 November 1914. Tahun itu bertepatan dengan pecahnya Perang Dunia I di Eropa.
Mary mengajukan patennya dengan nama samaran "Caresse Crosby". Sial, bisnis branya tidak berkembang pesat dan dia menjual patennya ke Warner Brothers Corset Company senilai $1.500.
Pada saat Amerika Serikat bergabung dengan Perang Dunia I, tahun 1917, pengaruh mode Eropa dan perubahan peran wanita ternyata membantu membuka pintu bagi wanita: untuk melepaskan korset mereka dan mulai menggunakan bra.
ADVERTISEMENT
Menurut Lora Vogt, kurator pendidikan di Museum dan Memorial Perang Dunia I, pengaruh Perang Dunia I benar-benar membuat bra terus dipertahankan.
Perang Dunia I mengubah peran wanita di seluruh dunia. Wanita mulai bekerja di industri perang dan pabrik amunisi. Walhasil, bra makin eksis, karena perempuan dituntut bergerak lebih leluas.
Mereka tidak bisa lagi beraktivitas dengan korset yang mengekang gerak tubuh. [*]