Potret Antik Mumi Fayuum di Mesir

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
11 Februari 2019 21:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Fayuum dikenal sebagai tempat pertanian pertama yang berkembang di Mesir, yang terletak di sebelah barat Sungai Nil di selatan Kota Kairo. Cekungan Fayuum yang dipenuhi oleh aliran dari kanal-kanal yang mengalihkan Sungai Nil, merupakan sebuah oasis luas dan salah satu daerah yang paling subur di Mesir.
ADVERTISEMENT
Fayuum memiliki tanah pertanian yang luas, beserta danau air asin yang menyediakan ikan segar sejak dari masa Mesir kuno. Di Fayuum ini juga ditemukan gambar masyarakat Mesir kuno yang telah lama meninggal.
Masyarakat Fayuum masa lalu mempunyai tradisi menggambar wajah jenazah di atas papan kayu, tentu saja selain proses mumifikasi itu sendiri. Oleh masyarakat Fayuum, gambar jenazah diletakkan di atas mumi seperti sebuah topeng.
Gambar tersebut memuat subjek setengah dada, dengan bagian kepala yang sedikit mengarah ke arah yang melihat dengan mata yang penuh dengan penjiwaan. Dan gambar ini memunculkan kecurigaan, bahwa subjek di gambar pada saat masih hidup.
Gaya artistik yang terdapat dalam gambar mewakili masa Yunani-Romawi, meskipun tidak banyak lukisan yang bertahan pada masa itu, tetapi para ahli dapat mengonfirmasi berdasarkan deskripsi dari naskah-naskah. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa gambar tersebut merupakan warisan dunia yang kaya dan kuno yang berhasil diselamatkan dari salah satu belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Gambar mumi yang pertama kali ditemukan pada 1887 oleh seorang arkeolog Inggris, Flinders Petrie. Saat itu Petrie menggali di sekitar Piramida di Hawara dengan harapan menemukan makam yang berasal dari masa melenium ketiga sebelum masehi. Tetapi, Petrie justru menemukan hal lain, yaitu makam era Romawi pada abad pertama sebelum masehi.
Awalnya Petrie kecewa, namun seketika berubah menjadi kebahagiaan. Hal ini ketika Petrie menemukan tubuh mumi yang digambarkannya seperti: "Kepala gadis yang digambarkan indah, dengan warna abu-abu lembut, yang keseluruhannya bergaya klasik.” Dalam beberapa bulan petrie berhasil memulihkan sekitar depan puluh gambar yang indah.
Mumifikasi dan menempatkan gambar wajah di atas mumi merupakan hal yang tidak begitu disukai pada masa Yunani-Romawi, saat itu lebih disukai prosesi kremasi atau penguburan. Namun, Fayuum merupakan titik lebur sebuah kebudayaan, daya tarik Fayuum dengan oasis yang subur memungkinkan manusia dari latar belakang budaya bertemu dan mengantarkan Fayuum sebagai wilayah yang multikultur.
ADVERTISEMENT
Hal itu terlihat jelas dari gambar, bahwa percampuran budaya itu terjadi. Misalnya, meskipun yang digambarkan adalah orang Mesir asli, namun gaya rambut, pakaian, dan perhiasan merupakan pengaruh dari romawi.
Tradisi melukis gambar mumi berakhir pada abad keempat, meskipun penyebabnya masih terus ditelusiri. Namun, dugaan kuat yang diyakini oleh para sejarawan adalah kenaikan agama Kristen menjadi penyebab penurunan minat secara umum terhadap praktik dan agama kuno.
Saat ini, terdapat hampir seribu gambar yang disimpan sebagai koleksi museum di seluruh dunia. Mulai dari Mesir, hingga London dan Los Angeles.
Sumber: atlasobscura.com | ancient-origins.net