Pusaka Satoru Kamegai dan Koleksi Parasitnya yang Mengerikan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
29 Mei 2020 8:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Spesimen parasit di Meguro Parasitological Museum | Flickr/Guilhem Vellut
zoom-in-whitePerbesar
Spesimen parasit di Meguro Parasitological Museum | Flickr/Guilhem Vellut
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 1953, Satoru Kamegai memutuskan untuk mendirikan Meguro Parasitological Museum. Ruang berlantai dua ini dimaksudkan untuk mengedukasi pengunjung tentang keanekaragaman parasit dan siklus hidup mereka. Hanya sekitar 70 spesimen yang dipamerkan ketika museum dibuka. Tetapi setelahnya, Kamegai mengumpulkan spesimen dengan cara apa pun, seperti dengan membawa parasit dari anjing mati di pinggir jalan atau mengambil organ dari spesimen terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Kamegai ialah seorang dokter yang mempelajari malaria dan penyakit lainnya di lembaga penelitian South Manchuria Railway, yang sekarang sudah tidak beroperasi. Ia juga membuka klinik di Meguro, Tokyo, setelah Perang Dunia II. Dengan mempertaruhkan uangnya sendiri demi museum, pada saat cacing usus dan parasit lainnya sedang merajalela sebagai biang penyakit berbahaya di Jepang, ia berharap orang-orang akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang parasit.
"Parasit biasanya dipandang sebagai sosok jahat. Tetapi, sebagian besar dari mereka telah berevolusi untuk hidup berdampingan dengan inangnya. Hanya beberapa yang berbahaya," ucapan direktur museum Kazuo Ogawa dikutip dari New Haven Register.
Setelah dibuka pada tahun 1953, gedung tersebut diperbarui pada tahun 1991 dan 1992 menjadi bangunan enam lantai selayaknya saat ini. Sebagai tambahan untuk kepentingan penelitian, museum ini juga melakukan kegiatan lain, seperti pendidikan dan publikasi khusus.
Koleksi parasit di Meguro Parasitological Museum | Wikimedia Commons
Usaha dan warisan Kamegai patut diapreasi, karena sekarang museumnya memliki sekitar 60.000 spesimen parasit. Sekitar 300 spesimennya di pamerkan secara rapi, setelah diawetkan dengan formalin dan diterangi oleh lampu LED. Selain itu, sekitar 50.000 makalah dan 6.000 buku tentang parasitologi juga disediakan bagi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Ada rasa ngeri yang menaungi museum itu, wajar saja, karena sebagaimana diungkapkan Ogawa: parasit memang lazim dianggap sebagai sosok jahat. Pendar lampu yang memperjelas penampilan parasit bahkan semakin menegaskan ketakutan bagi setiap mata yang menilik parasit.
Kecemasan pengunjung dimulai dengan lantai pertama, di mana museum menyajikan "Keberagaman Parasit" yang menampilkan berbagai jenis spesimen parasit dengan film pendidikan yang menyertainya. Naik ke lantai kedua adalah "Zoonosis Parasit dan Manusia" yang menunjukkan siklus hidup parasit dan gejala yang ditimbulkannya selama menginfeksi manusia. Tidak terelakkan, koleksi museum paling mencengangkan yaitu cacing pita yang diklaim terpanjang sedunia: 8,8 meter.
Cacing pita terpanjang di Meguro Parasitological Museum | Flickr/Stan Chow
Sekarang jumlah penyakit parasit di Jepang telah menurun tajam berkat langkah-langkah kebersihan dan pencegahan yang lebih baik oleh. Tes telur cacing kremi pun sudah tidak berlaku lagi sekolah. Meski begitu, kesadaran akan parasit masih diperlukan sebagai peran Meguro Parasitological Museum.
ADVERTISEMENT
"Jarang sekali terinfeksi penyakit parasit pada akhir-akhir ini, dan pengetahuan tentang mereka mungkin akan hilang. Saya ingin lebih banyak orang datang ke sini dan belajar," tutup Ogawa.