Ritual Unik Babun Merespons Kematian Sejenisnya

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Maret 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Babun
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Babun
ADVERTISEMENT
Hewan primata seperti Monyet dan Simpanse ternyata memiliki respons tertentu dalam menghadapi kematian sejenisnya. Salah satunya adalah spesies babun, yang terlihat melakukan ritual tertentu ketika mereka mengetahui anaknya telah mati. Ibu babun biasanya akan terus membawa bayi mereka yang sudah mati selama satu jam atau bahkan 10 hari setelah kematian, mereka juga rutin membersihkan mulut bayi tersebut. Perilaku ini mengundang pertanyaan peneliti untuk mengetahui lebih banyak tentang ritual kematian bagi primata ini.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dipimpin oleh Alecia Carter, dari Universitas College London (UCL) di Inggris, telah memperluas pemahaman kita tentang praktek kematian primata. Penelitian yang sudah diterbitkan oleh Royal Society Open Science ini telah mendokumentasikan 12 kematian bayi babun, termasuk di antaranya satu keguguran dan dua mati ketika lahir. Tim lalu memetakan secara terperinci bagaimana ibu babun merespon kematian anak-anaknya selama satu jam hingga 10 hari kemudian. Ibu babun biasanya masih sering merawat mayat bayi mereka dengan menggendong dan membersihkan mulutnya. Ibu babun justru telihat seperti masih melindungi anak tersebut dari ancaman dan bahaya layaknya ia masih hidup.
Foto: Mayat Bayi Babun dalam Pelukan Ibunya.
Perilaku ini juga ternyata dilakukan bukan hanya oleh ibu babun saja, tetapi babun jantan turut memberikan perawatan dan perlindungan yang sama kepada mayat bayi tersebut. Padahal sistem perkawinan primata ini terbilang bebas. Di mana betina dapat membentuk ikatan bebas dengan jantan lain namun, jantan di dalam kawanan sering terlihat melindungi bayi dari ancaman, atau berbagi makanan dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Carter berpendapat tidak ada bukti yang menjelaskan mengapa babun rutin membersihkan mulut bayi yang sudah mati, "Saya akan menyarankan bahwa perawatan mulut babun itu sendiri tidak signifikan. Tetapi saya berpendapat bahwa perawatan mayat post-mortem, termasuk perawatan penting."
Lalu setelah ibu babun merasa sudah waktunya untuk melepaskan mayat bayinya, maka akan ditinggalkan begitu saja. Biasanya perawatan dan perlindungan yang diberikan terjadi antara satu jam hingga 10 hari setelah kematian. Tim peneliti hingga saat ini masih belum mengetahui penyebab beda waktu perawatan dan perlindungan yang diberikan babun kepada mayat bayinya. Apakah penyebab kematian yang berbeda turut berdampak pada lamanya mayat bayi tersebut dibawa oleh ibunya.
Carter dan timnya merasa harus terus mempelajari tentang hewan thanatologi (ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang memengaruhi perubahan tersebut) ini, "Saya benar-benar ingin mengerti mengapa primata menggendong bayi mereka yang mati, dan apa ini dapat memberi tahu kita tentang evolusi pikiran primata," katanya.
ADVERTISEMENT
Walaupun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab seperti; Apakah babun melakukan perilaku tersebut merupakan bentuk menghibur sesamanya yang sedang berduka?; Apakah ibu babun hanya termotivasi untuk membawa bayi mereka yang mati dalam dirinya sebagai cara melindungi diri dari gejala kesedihan?
Akan tetapi, tim peneliti merasa penelitian mereka ini dapat menambah "Kumpulan literatur yang berkembang tentang primata thanatologi," dan menunjukkan lebih banyak kasus untuk dapat membantu memberikan dukungan atau mengurangi hipotesis saat ini. Mereka berharap ke depannya akan lebih banyak peneliti yang membantu memberikan laporan terperinci tentang bagaimana primata menghadapi kematian, sehingga perilaku yang lebih spesifik dapat diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
sumber: mirror.co.uk | theguardian.com | newsweek.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org