Riwayat Teater di London, Dikotori Beragam Kontroversi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
5 April 2020 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto:commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto:commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Kota London ibarat surganya teater. Di ibu kota Inggris itu, ada banyak teater yang bisa dinikmati lewat pertunjukannya yang apik. Diperkirakan lebih dari 100 pertunjukkan teater setiap malamnya di London. Itu pun belum termasuk aktifitas teater amatir yang dilakukan masyarat di sekolah atau gereja.
ADVERTISEMENT
Di balik banyaknya teater serta pertunjukannya di London, ada pula hal-hal kontroversial di dalamnya. Sejak ratusan tahun silam, ada saja adegan atau kejadian yang memicu kontroversi dalam pertunjukan teater di London dan beberapa di antaranya masih tercatat dalam sejarah.
Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 misalnya. Saat itu, London digegerkan dengan adanya anak-anak yang dipaksa untuk tampil dalam pertunjukkan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan teater. Anak-anak tersebut diculik dan diancam jika tidak mau bergabung. Setelahnya, mereka langsung dipaksa berlatih untuk tampil di atas panggung.
Kemudian pada tahun 1597, sebuah pementasan bertema satire bertajuk "The Isle of Dogs" digarap oleh orang bernama Ben Jonson dan Thomas Nashre di Swan Theatre. Pertunjukkan tersebut menggunakan latar tempat berupa sebuah wilayah di tepi Sungai Thames dekat Istana Placentia yang merupakan tempat Ratu Elizabeth I menggelar pertemuan. Kontroversi kemudian merebak karena pentas teater ini ditengarai bernuansa politis yang membuat Kerajaan Inggris tidak senang.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Jonson, Nashe, dan sejumlah aktor yang terlibat ditangkap. Nashe berhasil kabur ke luar kota sementara yang lain dipenjara. Setelah kejadian itu, "The Isle of Dogs" tak pernah dipertunjukkan lagi dan teks naskahnya pun hilang entah kemana.
Memasuki abad ke-20, ada pula kontroversi dari pertunjukkan berjudul "Saved" yang dipentaskan tahun 1965. Pertunjukkan garapan Edward Bond itu bercerita tentang pemuda London yang hidup dalam kemiskinan. Hal yang menjadi masalah dari "Saved" adalah adanya adegan bayi yang dilempari batu sampai meninggal.
Gara-gara itu, Bond banyak dikecam sampai menerima surat-surat bernada ancaman yang beberapa di antaranya ditulis dengan darah. Teater Royal Court yang menjadi tempat pementasan juga langsung menyatakan bahwa teater mereka berubah menjadi teater privat dan bukan untuk umum.
ADVERTISEMENT
Sekelumit kontroversi itu muncul dalam lini masa eksistensi teater di London. Tentu tidak semuanya kontroversilan, itu hanya sebagian. Jika Anda berkunjung ke London sekarang, masih ada banyak teater yang bisa dikunjungi untuk menikmati pertunjukan, seperti Globe Theatre atau Royal National Theatre.
Sumber: britannica.com | historyextra.com