Sejarah Kelam Badut, Sudah Horor Sejak Dulu

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 September 2017 11:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika kamu penasaran sejak kapan citra badut yang seharusnya menyenangkan itu malah menakutkan, sebaiknya ketahui asal-usulnya. Sebab sejarah kelam badut memang horor sejak dulu.
Foto: denofgeek.com
ADVERTISEMENT
Film IT (adaptasi dari novel Stephen King) pada tahun 2017, menyulut lagi ketakutan massal akan badut, dan ini sebenarnya wajar. Benjamin Radford memaparkan pada masa lampau pun badut selalu berkaitan dengan hal menyeramkan.
"Sebuah kesalahan besar bila bertanya, kapan badut jadi jahat?" papar Radford yang menulis buku Bad Clown, dilansir dari History. "Karena sebetulnya mereka memang tidak pernah baik."
Foto: cidadedasartes.org
Di Italia, badut ialah penipu dan sudah dikenal sejak abad ke-16 dalam teater Commedia dell’arte. Badut dalam pertunjukan ini disebut Harlequin yang merupakan sosok pelayan amoral, lucu, serta gemar berbohong.
Ditarik lebih jauh ke zaman Romawi kuno, ada mereka dengan sebutan Archimimus. Sosok badut ini bagian dari ritual pemakaman yang disewa guna menceritakan lelucon atau cemoohan. Para Archimimus juga punya kebebasan mengolok-ngolok golongan orang kaya, kekaisaran, tanpa harus takut dihukum mati.
ADVERTISEMENT
Sedangkan citra badut yang keji sudah populer pada abad ke-19 di Eropa, salah satunya melalui opera berjudul Pagliacci besutan Ruggero Leoncavallo. Tontonan ini menceritakan seorang badut yang menemukan istrinya selingkuh lalu membunuhnya di atas panggung. Namun dia membunuhnya dengan iringan lelucon, sebab penonton mesti tertawa.
Foto: seattleopera50.com
Setelah mengetahui rentetan sejarah tersebut, kita pun malah balik bertanya, kenapa pada saat ini badut malah terkesan baik hati bahkan menghibur untuk anak-anak?
Adalah Joseph Grimaldi, bintang pantomim Inggris yang juga pada abad ke-19, bertanggung jawab atas penyimpangan citra badut ini. Berbeda dengan kesan badut bejad di Eropa, Grimaldi menampilkan suasana galau nan melankolis untuk pertunjukan di Amerika kala itu.
Foto: tes.com
ADVERTISEMENT
Sejak Grimaldi itulah, persona badut kian hari semakin melenceng, terlebih sejak badut lebih sering tampil di sirkus.
Padahal, memang sudah jati diri badut untuk bersikap jahat, horor, dan penuh tipu daya mencekam. Jika periang dan hanya membuat tertawa saja, itu justru bukan badut!