news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sel Buatan dan Urgensi Kesehatan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
12 Mei 2019 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, para ilmuwan telah berhasil mengembangkan sel buatan yang dapat menghasilkan energi kimia dan membangun kontruksi bangunan sel mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini sontak merupakan sebuah langkah besar bagi dunia keilmuan. Kemampuan sel buatan yang mampu membangun konstruksi bangunan sel mereka sendiri bahkan melebihi kemampuan sel biologis yang asli. Sebagai hasilnya, hal tersebut bukan hanya akan membantu memahami bagaimana sel-sel biologis asli bekerja, namun juga berkemungkinan besar dapat membantu dalam memproduksi organ buatan dan jaringan tubuh yang rusak akibat penyakit.
Adalah tim ilmuwan dari Institut Teknologi Tokyo, Jepang, yang berhasil meraih informasi penting itu. Menurut Yutetsu Kurama, ketua tim ilmuwan, fokus pengembang sel buatan tersebut diarahkan para pembuatan jaringan dan membran.
Sel buatan dirancang untuk bekerjasama dengan sel-sel asli, dengan menggunakan energi cahaya untuk menciptakan perbedaan energi asli di dalam sel. Perbedaan energi tersebut akan digunakan untuk membangun lebih banyak protein dan molekul dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Kurama menyadari apa yang telah ditemukannya dengan tim adalah sesuatu hal penting terutama dalam kelimuan sel-sel proto. Manfaat lain dari penemuan ini juga dapat membantu dunia kesehatan, terutama membantu proses penyembuhan kerusakan sel dan jaringan yang diakibatkan oleh penyakit yang mengerikan.
Selain menandai sebuah langkah besar dalam dunia ilmu pengetahuan dan kesehatan, penemuan sel buatan juga memberikan harapan lebih bagi kehidupan umat manusia yang mulai terancam perubahan cuaca ekstrem dengan berbagai endemi dan pandemi.
Sumber: sciencealert.com | dailymail.co.uk | iflscience.com