Sisa Bom Perang yang Gagal Meledak Menjadi Sumber Uang untuk Warga Laos

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2020 0:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Lorna di Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Lorna di Flickr
ADVERTISEMENT
Meskipun Perang Vietnam telah berakhir sekitar 45 tahun yang lalu, namun perang tersebut masih meninggalkan banyak warisan yang mematikan. Tak terhindarkan, peninggalan itu juga banyak terdapat di negara tetangga Vietnam, terutama di Laos.
ADVERTISEMENT
Saat perang berkecamuk, Amerika Serikat menjatuhkan lebih dari 2 juta ton bom di negara tersebut dan menjadikan Laos sebagai negara yang paling banyak dijatuhi bom di dunia.
Antara tahun 1964 hingga 1973, ada sekitar 580.000 misi pengeboman yang dilakukan di sana. Itu setara dengan satu misi yang dilakukan selama 8 menit sekali, dalam waktu 24 jam, dengan total waktu 9 tahun.
Foto oleh dsapiro12 di Flickr.
Namun, nyatanya tidak semua bom yang dijatuhkan itu meledak. Diperkirakan 30 persen bom yang dijatuhkan di sana justru gagal meledak, dan tetap tinggal di atas tanah selama bertahun-tahun setelah perang.
Saat bom gagal meledak, banyak penduduk setempat mencoba untuk menjual bahan logam dan peledak di dalamnya. Selongsong bomnya saja, yang berkualitas tinggi dengan berat mencapai 900 kg, dapat dihargai lebih dari USD 100 atau sekitar 1,4 juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Kini, selongsong bom kosong, yang dahulu berisi bahan peledak mematikan, dapat dilihat di hampir seluruh negeri dalam bentuk dan fungsi yang baru, seperti kano, dekorasi taman, pot bunga, penopang rumah tinggi, wadah air, dan masih banyak lainnya.