Sourdough, Roti Tertua dan Jalan Hidup Orang Alaska

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
29 Maret 2021 8:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sourdough | Gambar oleh Zozz_ dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sourdough | Gambar oleh Zozz_ dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Sourdough, sebuah jenis roti terkenal dari daratan Alaska, oleh masyarakat bukan hanya dianggap sebuah roti biasa. Mereka percaya, ada sebuah jalan hidup dalam penganan ini.
ADVERTISEMENT
Saking melekatnya roti bertekstur keras ini dengan tradisi orang Alaska, penduduk lama Alaska pun sering disebut "Sourdough". Roti yang besar dan bertabur kismis ini juga begitu terkenal di antara turis dan para pendaki yang sering mampir sebelum memulai perjalanan ke puncak di Denali.
Orang Alaska pula kesohor amat rajin memproduksi Sourdough. Trisha Costello dan krunya, misalnya, salah satu pembuat sourdough, bisa menghasilkan ratusan pon sourdough padat per hari. Masing-masing roti bertabur kismis dari buah beri campuran atau keping coklat.
Ketika lockdown pandemi musim semi lalu, para produsen roti konvensional kekurangan ragi dan menghasilkan kelangkaan roti di sekitar Amerika Serikat. Tetapi, di Alaska, sourdough tidak mengalami kelangkaan. Mereka tahu betul cara mengolah roti ini, mengantisipasi keterbatasan bahan, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun.
ADVERTISEMENT
"Ini [bagian dari] sejarah Alaska," kata Costello, dikutip dari BBC International, tentang leluhur orang Alaska yang memberi makan para pendatang pada awal abad ke-20.
Biang sourdough | Foto dari Wikimedia Commons
Sejarawan percaya sourdough adalah salah satu bentuk roti ragi tertua yang asal-usulnya dapat ditelusuri sampai ke Mesir kuno. Pengembangan ragi dan soda kue, yang diproduksi secara komersial pada tahun 1800-an, menggerogoti popularitas sourdough di kota-kota lain [sampai membuatnya jadi penganan langka]. Namun kemerosotan popularitas ini tidak terjadi di kota penambang emas di Amerika, seperti San Francisco dan Alaska.
Memanggang roti jenis lain memang merepotkan bagi para penambang itu. Butuh telur, susu, dan ragi, yang sulit diperoleh oleh mereka. Pun mereka pun harus menambah bobot untuk mengangkut semua persediaan melalui jalur pegunungan. Sedangkan untuk adonan sourdough, penambang hanya perlu membawa tepung dan mengumpulkan air, untuk memanggang roti, biskuit, pancake, kue, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Biang roti sourdough dapat dipelihara dan diberi makan dengan tepung segar, supaya bisa tetap bertahan seumur hidup. Meskipun begitu, terlepas dari sourdough yang dapat beradaptasi dengan segala medan, tantangan tetap hadir. Sourdough sejatinya tidak suka cuaca dingin. Dengan alasan inilah, konon, para pencari emas senantiasa memeluk biang sourdough mereka saat malam hari, agar tidak membeku.
Seiring waktu, sourdough pun menjadi julukan bagi mereka yang sering memakan dan memanfaatkannya. Sekelompok pria yang tinggal di Fort Yukon, Alaska, dengan bangga menyebut diri mereka Sour-doughs. [*]