Konten dari Pengguna

SS Baychimo, Kapal 'Hantu' yang Mengarungi Kutub Tanpa Awak dan Bahan Bakar

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
12 Januari 2021 21:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kapal "hantu" SS Baychimo | Flickr/Greg Hill
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal "hantu" SS Baychimo | Flickr/Greg Hill
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SS Baychimo dibangun pada tahun 1914 di Swedia dan memiliki berat sekitar 1.322 ton. Kapal besar ini amat kokoh dan terbuat dari baja. Akan tetapi, bukan lantaran kekokohannya, SS Baychimo justru terkenal sebagai kapal "hantu".
ADVERTISEMENT
Kapal tersebut dimiliki oleh Hudson’s Bay Company. Ketika masih aktif, biasanya digunakan sebagai kapal perdagangan yang sering berlayar di Wilayah Barat Laut Kanada.
SS Baychimo kemudian tidak lagi terpakai; dan selama hampir empat dekade setelah ditinggalkan, ia masih sanggup mengarungi Kutub Utara tanpa sedikit pun bahan bakar dan awak di dalam kapal. Cukup aneh, bukan?
Walaupun pada akhirnya SS Baychimo dinyatakan telah benar-benar menghilang, selama lebih dari lima puluh tahun lamanya, tak sedikit pihak yang masih percaya bahwa ia masih berkeliaran tanpa arah di antara gunung-gunung es yang membeku.
Baychimo terperangkap di dalam bongkahan es | Wikimedia Commons
Dahulu, kapal dagang itu digunakan berlayar, setidaknya sampai Perang Dunia Pertama meletus. Setelah perang tersebut, kapal diserahkan kepada pemerintah Inggris dan diakuisisi oleh Hudson’s Bay Company pada tahun 1921, yang kemudian diganti namanya menjadi "Baychimo". Berbasis di Ardrossan, Skotlandia, Baychimo digunakan dalam perjalanan rutin untuk melintasi Atlantik Utara menuju Kanada.
ADVERTISEMENT
Pada akhir September 1931, dalam perjalanan kembali ke Vancouver, Kanada, Baychimo menemui badai salju yang sangat dahsyat di dekat Point Barrow, pantai utara Alaska. Baychimo terperangkap di dalam bongkahan es, sehingga para kru terpaksa harus menahan musim dingin di Kutub Utara.
Karena Baychimo tidak dapat digunakan, dan sementara para kru membutuhkan tempat yang lebih hangat, maka para kru pun meninggalkan kapal dan mendirikan kemah di dekat Kota Barrow. Kota ini kurang lebih berjarak sekitar 0,8 kilometer dari Baychimo. Sepanjang bulan Oktober dan November, beberapa kru juga membersihkan es dari kapal dan peralatan penting lainnya.
Tepat pada tanggal 24 November 1931, setelah badai dahsyat mulai reda, para kru menyadari bahwa Baychimo telah menghilang. Kapten dan kru mengira bahwa kapal tersebut telah tenggelam. Namun, mereka malah mendapat kabar bahwa seorang pemburu telah melihat Baychimo sejauh 72 kilometer dari tempat kru berkemah .
ADVERTISEMENT
Kapten, pada saat itu tidak terlalu peduli dengan kabar tersebut, cukup yakin bahwa kapalnya tidak dapat bertahan lama di cuaca dingin yang ekstrem. Ia lantas memutuskan untuk meninggalkan Kutub Utara.
Kapten dan para kru kemudian pulang ke Vancouver dan menghapus status Baychimo sebagai kapal yang masih aktif. Mengejutkannya Baychimo kembali menampakkan diri, sekitar 480 kilometer di sebelah timur dari tempat terakhir ia terlihat. Satu tahun tahun berikutnya, kapal itu juga kembali terlihat mengambang di dekat pantai Alaska. Dalam dekade-dekade selanjutnya, semakin banyak orang melihat Baychimo berkeliaran di sekitar laut Arktik.
Beberapa penjelajah yang melihat Baychimo, sebenarnya sempat berniat untuk mengambil alih. Aneh, tetapi, Baychimo seakan-akan selalu sulit untuk dikejar. Beberapa orang juga ada yang sempat berhasil menaiki Baychimo; dan mereka terjebak selama 10 hari di atas kapal dengan badai besar di sekitar mereka. Tak mengherankan, mereka memutuskan untuk meninggalkan lagi kapal tua itu.
ADVERTISEMENT
Tahun 1969, Baychimo dilaporkan terlihat terperangkap di sebuah kantong es besar di Laut Beaufort, di lepas pantai barat laut Alaska. Ini adalah penampakan Baychimo untuk terakhir kalinya. Tidak ada lagi kabar tentangnya.