Stoke Mandeville Games, Embrio Paralimpiade dan Asian Para Games

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2018 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Yunani 'para' berarti 'sejajar', setara dalam hak yang sama untuk berkompetisi.
Foto: Atlet difabel dari Iran dalam cabor panahan | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Ditilik dari historis, keikutsertaan difabel dalam kompetisi olahraga sebetulnya telah dimulai sebelum abad ke-20. Kala itu tahun 1888 di Berlin, Jerman, berdiri klub olahraga Deutscher Gehorlosen Sportverband (DGS) yang beranggotakan para atlet tunarungu dari berbagai disiplin.
Kemudian, muncul sosok George Eyser yang memenangkan medali emas di Olimpiade Musim Panas 1904. Eyser seorang pesenam keturunan Amerika-Jerman yang kehilangan kakinya akibat kecelakaan kereta api saat masih kecil; secara luar biasa mampu bersaing dengan sangat baik bersama orang-orang normal.
Tetapi, baru pada tanggal 29 Juli 1948 berlangsung turnamen khusus disabilitas yang disebut Stoke Mandeville Games --di Rumah Sakit Stoke Mandeville, Buckinghamshire, Inggris. Bertepatan dengan hari pembukaan Olimpiade London 1948, lomba panahan bagi penyandang disabilitas kaki digagas oleh Sir Ludwig Guttmann, seorang ahli bedah saraf, dan diikuti oleh 16 peserta yang merupakan veteran Perang Dunia Kedua.
ADVERTISEMENT
Stoke Mandeville Games mendapatkan kemashyurannya, lalu berkembang sebagai acara tahunan dengan jumlah peserta lebih banyak. Pada tahun 1952 mantan tentara Belanda yang mengalami kelumpuhan kaki turut jadi peserta dalam panahan, dan tahun 1953 acara ini diikuti oleh 200 atlet dari delapan negara dengan berbagai cabang olahraga.
Dari sebuah kontes kecil yang dipakai Guttmann guna mengembalikan kegugaran tubuh penyandang disabilitas, popularitas Stoke Mandeville Games terus meningkat seiring waktu sehingga resmi diakui secara internasional. Puncaknya terjadi saat Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma, Italia, ketika kompetisi yang berasal dari Rumah Sakit Stoke Mandeville itu lantas berganti nama menjadi 'Paralympic'.
Dalam bahasa Yunani 'para' berarti 'sejajar', dan 'olympic' mengacu kepada maksud yang sama dengan olimpiade (kompetisi olahraga di zaman Yunani kuno). Pembuatan istilah tersebut pun menegaskan alasan mengapa Paralimpiade mesti diselenggarakan semeriah dan pada momen yang sama dengan Olimpiade, agar orang-orang difabel merasakan ketegangan bersaing yang sama di hadapan banyak penonton, tekanan berprestasi yang sama, laiknya dengan begitu mereka pun mendapatkan hak yang sama dalam berkompetisi sebagai atlet.
ADVERTISEMENT
Paralimpiade 1960 itu adalah multi-sport event terbesar yang pertama bagi difabel, sekaligus Stoke Mandeville Games yang kesembilan dan terakhir. Diikuti oleh 400 atlet penyandang disabilitas dari 23 negara, dengan tidak lagi dikhususkan bagi veteran perang saja.
Berselang 15 tahun kemudian, konsep Paralimpiade diadopsi dalam Far East and South Pacific Games for the Disabled (FESPIC Games) yang diselenggarakan pada tahun 1975 di Oita, Jepang. Lalu, Federasi FESPIC dibubarkan pada tahun 2006; multi-sport event bagi difabel se-Asia itu berganti nama menjadi Asian Para Games di tahun 2010 --berada di bawah regulasi Komite Paralimpiade Asia.
Sumber: time.com | bbc.com | paralympic.org | asianparalympic.org