Stongehenge dan Ritual Prasejarah Besar Antarwilayah

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
17 April 2019 23:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Stonehenge merupakan situs megalitikum terbesar yang ada di dunia, banyak misteri yang masih belum terpecahkan, terutama tentang pertanyaan bagaimana orang-orang di masa itu membuat, mengangkut dan memindahkan batu-batu raksasa sebelum kemudian disusun menjadi sebuah tempat yang sakral.
ADVERTISEMENT
Namun, kali ini tidak akan membicarakan tentang persoalan tersebut, baru-baru ini sejumlah peneliti menemukan tulang belulang yang berasal 131 ekor babi yang ditemukan di sekitar Stonehenge. Tidak hanya di Stonehenge, Tulang belulang babi tersebut juga ditemukan di empat situs megalitikum lainnya, dari Durrington Walls, Marden, Mount Pleasant dan West Kennet Palisade Encslosures. Ke empat situs megalitikum tersebut berada tidak jauh dari Stonehenge dan diduga merupakan satu kompleks tempat ritual pada masa megalitikum.
Richard Madgwick, pimpinan peneliti, menyatakan bawah penemuan tulang-belulang ini memberikan menjelasan tentang kehidupan sosial beserta dengan kompleksitas yang menyertainya. Madgwick menyimpulkan bahwa Stonehenge merupakan pusat dari ke empat situs megalitikum lainnya sekaligus juga pusat pelaksanaan ritual utama bagi masyarakat yang hidup pada masa itu. Lebih tempatnya merupakan tempat berkumpul bagi beberapa suku/bangsa yang untuk melaksanakan ritual secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kekuatan tulang-belulang dari babi dapat menuntun sedikit demi sedikit untuk menjawab teka-teki besar Stonehenge, dan tulang belulang tersebut menunjukan sebuah pesta perayaan ritual yang dihelat besar-besaran. Oeh karena itu, menurut Madgwick, Stonehenge merupakan tempat terciptanya sebuah identitas baru, identitas transregional (antar wilayah) saat itu, yang menghilangkan sekat dan batas antar suku pada masa itu.
Penelitian terkait Stonehenge masih terus dilakukan hingga sekara, dan melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Hal itu menjadikan Stonehenge sebagai situs mengalitikum terbesar yang diteliti secara interdisipliner.
Sumber: haaretz.com | english-heritage.org.uk | atlasobscura.com