Suara Misterius dari Terompet Abad Victoria

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
19 Desember 2019 9:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Terompet abad Victoria yang dibuat oleh Jonathan Koons dianggap sebagai alat untuk dapat berkomunikasi dengan arwah manusia
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Terompet abad Victoria yang dibuat oleh Jonathan Koons dianggap sebagai alat untuk dapat berkomunikasi dengan arwah manusia
ADVERTISEMENT
Suara-suara misterius sering muncul bagi mereka yang menganggap pernah dihantui arwah penasaran. Namun, suara 'malu-malu kucing' dari arwah penasaran dirasa cukup kecil sehingga kurang jelas untuk ditangkap pendengaran. Sebuah media berupa megafon atau terompet pada era Victoria (awal sampai akhir abad ke-19) pun dibuat agar suara-suara dari arwah bisa mudah didengar.
ADVERTISEMENT
Sebelum ada terompet arwah, manusia berdialog menggunakan cara primitif yakni tanpa komunikasi verbal. Arwah penasaran akan mengetuk lantai atau menyebutkan namanya dengan abjad, dengan papan Ouija contohnya. Dibuatnya terompet arwah berusaha mendobrak batasan tersebut.
Terompet arwah dipopulerkan oleh spiritualis Jonathan Koons pada abad ke-19. Di sebuah kabin perternakannya yang terlatak di Athens County, Ohio, Amerika Serikat, Koons membangun ruangan arwah di mana tamu-tamu diperlihatkan bagaimana ia dan keluarganya bercengkrama dengan sang makhluk kasat mata. Brandon Hodge, seorang yang kolektor alat-alat pemanggil ruh dan blogger, mengatakan anak Koons bisa memanggil arwah dengan trumpet.
Menurut sang medium yang menggunakan alat itu, si arwah bisa berbicara menggunakan suara orang yang dirasukinya lewat terompet. Saat digunakan, terompet ini konon akan melayang di udara. Menurut penyelidikan profesor fenomena psikis, William Jackson Crawford, hal itu terjadi karena adanya kekuatan energi psikis.
ADVERTISEMENT
Terompet arwah pertama sederhana, hanya berupa corong terompet berbahan logam atau kardus. Namun ketika masa berganti, terompet mulai mempunyai banyak ornamen dan berbahan baja.
Menurut tulisan Crawford, sesi pemanggilan arwah di mana terompet arwah menjadi medianya, orang-orang mula-mula duduk mengelilingi sebuah lingkaran, berdoa, dan menyanyikan lagu rohani dalam kegelapan. Kemudian ketika sang arwah datang, ia akan menandai kehadirannya dengan ketukan di lantai dan mengguncangkan kursi. Crawford menyebut meja sampai melayang dan terkadang berputar. Setelahnya, medium akan mengeluarkan terumpet arwah untuk berkomunikasi. Ketika sesi pemanggilan selesai, terumpet dikatakan akan langsung hancur.
Sumber: athenshistory.org | spr.ac.uk| atlasobscura.com
Sumber foto: commons.wikimedia.org