Sulitnya Hidup di Kota Terdingin Sebumi

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
Konten dari Pengguna
25 Maret 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto; Flickr/ M Waheed Jadoon
zoom-in-whitePerbesar
Foto; Flickr/ M Waheed Jadoon
ADVERTISEMENT
Oymyakon adalah sebuah desa kecil yang terletak di timur laut Republik Sakha (Yakutia) dan masih bagian dari Negara Rusia. Kota ini dikenal sebagai tempat paling dingin di Bumi. Terletak di jantung Siberia, sebuah daerah yang dijuluki “Cincin Kematian Stalin” ini memiliki suhu dingin rata-rata -45 derajat celcius, dengan rekor dunia satu kali sejauh -71,2 derajat celcius. Ironisnya, Oymyakon sendiri berarti “air yang tidak beku” dan terletak di dekat mata air panas.
ADVERTISEMENT
Sebelum tahun 1920-an dan 1930-an, Oymyakon adalah perhentian musiman untuk penggembala rusa. Pemerintah Soviet, pada masa itu berupaya untuk menghentikan populasi orang-orang nomaden, sehingga menjadikan tempat tersebut sebagai pemukiman permanen. Saat ini, desa tersebut menjadi rumah bagi sekitar 500 orang, dan sampai sekarang hanya memiliki satu hotel tanpa air panas. Meskipun cuaca dingin bisa menyebabkan sekolah tutup di Eropa Barat , namun sekolah di Oymyakon hanya akan tutup apabila suhu melebihi -52 derajat celcius.
Sebagian besar rumah di Oymyakon masih bergantung pada batu bara dan kayu yang dibakar. Tidak ada cakupan seluler di tempat ini, karena sebagian besar alat elektronik akan berhenti bekerja di suhu beku. Bulu juga dianggap sebagai sebuah kemewahan karena itulah satu-satunya yang dapat membuat kehangatan. Tidak ada yang dapat tumbuh di sini, sehingga semua orang hanya makan rusa dan kuda.
ADVERTISEMENT
Hidup di Oymyakon memang sulit. Tinta dengan mudah membeku, baterai kehilangan daya dengan cepat, logam menempel pada kulit, dan mobil tidak dapat dinyalakan tanpa api unggun di bawah tangki bar. Pembangkit listrik lokal di sana membakar batu bara untuk menjaga air panas mengalir ke rumah-rumah. Ketika pengiriman batu bara tidak teratur, pembangkit listrik mulai membakar kayu. Jika listrik mati, kota akan mati dalam lima jam, pipa-pipa akan membeku dan pecah.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh suhu dingin adalah pemakaman mayat. Butuh dua atau tiga hari untuk menggali kuburan di tanah beku. Untuk menggali kuburan, api unggun harus menyala selama beberapa jam, yang memungkinkan tanah untuk mencair sedikit. Batu bara kemudian didorong ke samping dan lubang sedalam beberapa inci digali. Proses ini diulangi selama beberapa hari sampai lubangnya cukup dalam untuk mengubur peti mati.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak yang dapat dilakukan di sana, namun itu tidak menghentikan perusahaan perjalanan untuk menawarkan wisata ke tempat tersebut di tengah musim dingin. Wisatawan yang melakukan perjalanan biasanya hanya untuk merasakan bagaimana rasanya berada di tempat paling dingin di dunia. Selain itu, mereka sering dibawa berkeliling peternakan, museum, dan memancing. Yang paling diminati, kesempatan untuk berendam di sumber air panas ketika suhu mulai melebihi -50 derajat celcius.
Sumber: amusingplanet.com | insider.com | telegraph.co.uk